kulonprogo

Memamerkan Keris Melalui Paguyuban

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 13:54 WIB

MALAM yang semakin larut menjadikan udara begitu dingin di alun-alun Wates, Kulonprogo. Terdengar suara pemain ketoprak sedang melantunkan naskahnya di atas papan panggung. Musik-musik pengiring berupa gamelan juga turut memeriahkan acara Menoreh Festival 2018. Terlihat dari jauh para warga sedang duduk melingkari panggung untuk menonton pertunjukan seni yang berasal dari Surakarta itu. Gelak tawa penonton sesekali menjadi iringan khas pementasan pada malam pesta rakyat tersebut.

Tepat di kiri gapura masuk pesta rakyat Kabupaten Kulonprogo, terdapat satu tempat berukuran 4 x 5 meter persegi. Tempat tersebut memamerkan berbagai keris yang dipajang di dalam dua buah etalase. Benda-benda yang dikenal memiliki hal mistis tersebut merupakan koleksi dari paguyuban pecinta keris di Kulonprogo bernama paguyuban Runcing Wangi.

Paguyuban yang baru berdiri satu tahun tersebut sejauh ini sudah memiliki 40-50 anggota dan 10-20 anggota aktif. Keris-keris yang dipamerkan di sana merupakan koleksi pribadi masing-masing anggota. “Setiap anggota punya keris koleksi pribadi, terus untuk di pameran ini  kita sharing dan yang layak kita pamerkan , kita ambil untuk dipajang di sini,” ungkap Joe Banyubengi selaku sekretaris paguyuban lokal tersebut.

Harga keris biasanya dijual mulai dari 150 ribu hingga 500 juta. Faktor-faktor yang menentukan harga keris tergantung dari kualitas besi, tosan aji, serta sandangan keris tersebut. Walaupun begitu, tidak selamanya keris yang memiliki unsur-unsur terbaik akan terus bertahan menjadi selalu yang paling mahal. Pria berusia 35 tahun tersebut menerangkan harga keris ditentukan pula dari tren masyarakat.

“Pandangan orang-orang tentang keris kan berbagai macam. Ada yang meilhat dari keindahannya atau segi historinya. Jadi belum tentu kerisnya mahal tapi kualitasnya bagus,” tuturnya.

Keris, sebagai benda tua, selain dikoleksi juga sangat perlu untuk sesekali dibersihkan. Cara membersihkan keris cukup mudah. Hanya membutuhkan minyak kemudian diolesi pada besi keris (wilah). Hirdarkan air dari wilah keris.  Hal ini dikarenakan air dapat menyebabkan oksidasi terhadap kandungan  besi dan titanium sebagai bahan baku salah satu benda tosan aji tersebut sehingga terjadi karat.

Jika keris sudah terlanjur berkarat, langkah yang harus dilakukan adalah memutihkan keris. Cara awal yakni merendam wilah keris ke dalam air kelapa selama satu hari. Hal ini dikarenakan air kelapa bersifat asam lemah sehingga dapat merontokan karat yang terdapat pada bahan-bahan logam seperti besi.

Kemudian, letakan keris di atas papan dan gosok perlahan menggunakan sikat atau sabut kelapa yang diolesi cairan jeruk nipis hingga karat tersebut rontok. Lalu, netralkan kandungan asam jeruk dengan cara mencuci bersih menggunakan air sabun. Hal ini bertujuan untuk menghindari rusaknya wilah akibat asam. Terakhir, dibersihkan menggunakan lap hingga air sabun benar-benar terangkat semua.

Halaman:

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB