kulonprogo

BKKBN: Hindari Middle Income Trap

Kamis, 12 Oktober 2023 | 10:19 WIB
Dr. Hasto Wardoyo Sp.OG(K) (dok. kagama)

KRjogja.com - KULONPROGO - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan angka harapan hidup kaum perempuan di Indonesia lebih tinggi dari pada laki-laki. Ini berarti kaum perempuan lebih panjang umurnya. Komposisi demografi demikian mengharuskan Indonesia harus menghindari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.

"Pada tahun 2035 nanti, kita sudah aging population, saat ini di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat sekitar 16 persen usia tua, banyak sekali janda-janda tua fakir miskin, semakin banyak nanti akan sangat sulit menurunkan angka tingkat kemiskinan. Karena umumnya pendidikannya rendah, penghasilannya rendah, tidak punya tabungan. Karena itu harus dihindari middle income trap," kata Dokter Hasto Wardoyo yang menjadi narasumber dalam Forum Dialog Penanganan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting melalui Penguatan Ketahanan Ekonomi di Kulon Progo, dalam keterangan diterima.

Baca Juga: Gibran Diterima Prabowo Jadi Cawapres, Yuni Astuti Siap Beri Dukungan Penuh

Acara ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan stunting berupa telur kepada masyarakat yang akan dibagikan oleh Babinsa dan Bhabinkamtibnas.

Menurut Dokter Hasto, angka harapan hidup perempuan lebih panjang daripada laki-laki. Dari data BKKBN, secara demografi usia 35 tahun ke atas didominasi oleh perempuan.

Middle income trap merupakan suatu perekonomian yang mengalami penurunan dinamis yang tajam setelah berhasil bertransisi dari status berpenghasilan rendah ke menengah.

Dalam dialog itu, Dokter Hasto juga memaparkan mengenai pilar RAN Pasti atau Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.

"Oleh karena itu, RAN Pasti ada 5 pilar, pertama adalah komitmen, bagaimana pemerintah daerah komitmen dalam menurunkan stuting. Kedua, massive information system yaitu edukasi tentang stunting. Ketiga konvergensi, segala urusan yang terkait bantuan kepada masyarakat, data dan inovasi, kemudian evaluasi," jelas Dokter Hasto.

Baca Juga: MUI Ajak Umat Islam Laksanakan Shalat Ghaib untuk Syuhada di Palestina

Itu sebabnya, lanjut dia perlu ada lapangan kerja yang ditujukan untuk menyerap golongan rentan, "kalau bisa semua yang punya usaha atau kegiatan untuk masyarakat ya disasarkan pada keluarga dengan risiko tinggi stunting," kata Dokter Hasto.

Dirinya menyebutkan pilar ke empat adalah ketersediaan pangan, "sebetulnya di Kulon Progo itu panganan tidak kurang, tidak krisis pangan, kita punya kedaulatan pangan, tetapi pola makan kita yang kadang karbohidrat semua. Inilah yang perlu dikoreksi bersama, harus protein hewani," ucapnya.

Dokter Hasto menekankan bahwa ketahanan pangan saja tidak cukup, melainkan harus kedaulatan pangan. Semua bisa berdiri di atas kaki sendiri, bisa panen sendiri. Seperti program bela beli Kulon Progo.

"Madhep mantep mangan pangane dewe, madep mantep ngombe banyune dewe, madep mantep nganggo klambine dewe," ucap Dokter Hasto.

Baca Juga: Pemahaman dan Literasi Al-Qur’an Masyarakat Indonesia Masuk Kategori Tinggi

Halaman:

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB