Krjogja.com - KULONPROGO - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menjelaskan, perbaikan ekosistem pangan dan peningkatan kesejahteraan petani di bawah pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto.
Termasuk manajemen Pupuk Indonesia dinilai telah melakukan terobosan signifikan, sehingga ada perubahan sistem dari <I>cost plus<P> menjadi <I>market to market<P>.
Baca Juga: KMSI UGM Gelar Pesta Buku, Ajak Mahasiswa Berdiskusi Santai Soal Bacaan
Hal ini membuat Pupuk Indonesia berhasil melakukan efisiensi yang berdampak pada penurunan harga pupuk hingga 20 persen%. Pemerintah memastikan distribusi pupuk saat ini lancar dan tidak ada keterlambatan. Hal ini penting karena berdampak langsung pada produktivitas pertanian.
"Ketersediaan pupuk tepat waktu, tentunya akan meningkatkan produktivitas petani. Secara bersamaan harga gabah dan jagung juga naik. Jadi petani kita, dari segi produktivitas dan harga naik. Nilai Tukar Petani juga naik, dari 116 naik sekarang 124. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan pada indikator kesejahteraan petani," kata Zulhas saat kunjungan kerja dan Rembug Tani di Kalurahan Demangrejo, Kapanewon Sentolo, Kulonprogo, Minggu (2/11).
Baca Juga: Zulhas Ungkap Program MBG Bisa Gerakkan Ekonomi hingga Rp 86 T dan Dongkrak Kualitas SDM
Kunjungan Menko Pangan, Zulhas ke Kulonprogo merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan nasional, dengan fokus utama menjadikan Kulonprogo sebagai Lumbung Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam kunjungannya di Demangrejo, Zulkifli Hasan sempat dialog bersama para petani dan pedagang, untuk meyakinkan bahwa seluruh masalah distribusi telah tuntas dan logistik sudah berjalan lancar.
Lebih lanjut diungkapkan, dengan berbagai kemudahan yang didapat petani, maka Kulonprogo bisa menjadi Lumbung Pangan DIY. Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, Menko Zulhas secara tegas menyatakan target strategis untuk wilayah ini. "Kulonprogo, insya Allah jadi lumbung pangan DIY," ujarnya.
Target tersebut tambahnya sejalan dengan kebutuhan pangan nasional yang sangat besar. Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG), Indonesia membutuhkan setidaknya 82,9 juta porsi komoditas penting seperti telur, buah, sayur, ikan dan beras setiap hari.
Selain pertanian, pemerintah juga akan melakukan pengembangan sektor nelayan dan peternakan. "Kita sekarang mulai masuk peternakan dan nelayan. Dua sektor tersebut masih perlu sentuhan khusus," ungkapnya menambahkan pemerintah berkomitmen melakukan pengembangan besar-besaran mencakup kampung nelayan, desa nelayan dan tambak-tambak untuk memaksimalkan potensi sektor kelautan. (Rul)