Sampah Visual, Pelanggaran yang Membudaya

Photo Author
- Jumat, 24 Maret 2017 | 19:26 WIB

    

    Lantas bagaimana cara mempromosikan acara yang efektif tanpa melanggar regulasi? Pertama, sasar papan pengumuman yang tersedia di kampus, kantor, supermarket maupun akses tempat publik lainnya yang diperuntukan untuk publikasi.

Kedua, media sosial. Menurut Pulung hal ini akan lebih efektif karena media sosial merupakan benda yang lekat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari terutama generasi millenials.

“Media digital punya kemampuan sharing sementara poster satu arah saja. Sebenarnya akan bisa memberi benefit karena pengukuran minat dan animo lebih terukur. Pertanyaan saya kemudian kenapa masih pake paper ketika digital sudah jadi bagian yg integral dengan hidup anda?”

Menciptakan wajah kota yang bersih memang bukan perkara mudah. Ada ketertiban yang harus dibiasakan di tengah lingkungan dimana pelanggaran sudah menjadi hal biasa. “Ada yang harus dikorbankan memang jika kita ingin melakukan hal yang benar,” tutup Pulung. (Lintang Fajar)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hati-hati! Cegah Kebocoran Surat Suara

Selasa, 24 Januari 2023 | 12:01 WIB

Bekerja di Perusahaan Start-Up? Siapa Takut!

Kamis, 17 Oktober 2019 | 11:15 WIB

SBY Sebut PDIP dan Gerindra Diuntungkan

Sabtu, 10 November 2018 | 17:17 WIB

Ketika Pacaran Berujung Kekerasan

Rabu, 26 Juli 2017 | 00:17 WIB

Sampah Visual, Pelanggaran yang Membudaya

Jumat, 24 Maret 2017 | 19:26 WIB

Sampah Visual Mahasiswa Marak, Kampus 'Anteng'

Jumat, 24 Maret 2017 | 13:41 WIB

Tips Acara Mahasiswa Laris Tanpa 'Nyampah Visual'

Jumat, 24 Maret 2017 | 10:00 WIB

Teror Sampah Visual Kaum Terpelajar di Yogyakarta

Jumat, 24 Maret 2017 | 03:50 WIB
X