Krjogja.com - PERCEPATAN transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 terus dilakukan Pemerintah Indonesia melalui berbagai terobosan.
PT PLN (Persero) sebagai lokomotif pelaksanaan transisi energi, semakin cepat melangkah dengan beragam inovasi berani didukung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta berbagai pihak terkait lainnya, termasuk negara lain sebagai mitra kolaborasi. Salah satunya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.
Presiden Joko Widodo optimistis pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih di Indonesia akan tumbuh dengan baik. Potensi sumber energi bersih yang melimpah perlu didukung jaringan transmisi listrik antarpulau dan teknologi smartgrid, sehingga ke depan Indonesia bisa sepenuhnya memakai listrik bersih.
Baca Juga: Hari Ini Final FIFA World Cup U-17, Pengamanan Listrik 5 Lapis Disiapkan
Beroperasinya PLTS Terapung Cirata membuat Pemerintah semakin optimis pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air bisa terus ditingkatkan.
"Hari ini merupakan hari yang bersejarah karena mimpi besar kita untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana. Kita berhasil membangun salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia.
Di Cirata ini sudah ada PLTA dengan kapasitas 1.000 MegaWatt (MW) dan sekarang ditambah dengan PLTS Terapung sebesar 192 MegaWatt peak (MWp)," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Kamis (9/11/2023).
Baca Juga: Wartsila Siap Pasok Dua Pembangkit Listrik di Indonesia
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo optimis PLTS Terapung Cirata mampu menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060. Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia, PLTS ini mampu mengurangi emisi karbon 214.000 ton pertahun.
50.000 Rumah
PLTS Terapung Cirata termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.
Dibangun di atas permukaan air Waduk Cirata, PLTS seluas 200 hektare ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 MWp untuk menyuplai listrik bagi 50.000 rumah.
Melihat luasan Waduk Cirata yang lebih dari 6.200 hektare, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis, kapasitas produksi PLTS Terapung Cirata masih bisa dioptimalkan hingga 1,2 GigaWatt peak (GWp).