Apabila tidak ada respon atau tindakan pembersihan dari penyelenggara, gerakan ini langsung mendatangi instansi terkait, menjelaskan permasalahan yang terjadi kepada kepala sekolah ataupun rektor. Setelah itu, biasanya pihak penyelanggara akan dikawal gerakan Mas Trampill dan Jogja Garuk Sampah dalam melaksanakan pembersihan.
Selain itu, gerakan ini juga menjalankan aksi memilah dan menyedekahkan sampah. Dimana sampah visual yang berhasil dibersihkan dipilah sesuai jenisnya kemudian diberikan kepada pemulung yang berada dekat lokasi.
“Jangan sampai kegiatan sosial kita gunakan untuk mencari pundi-pundi rupiah. Lebih baik disedahkan untuk membantu perekonomian pemulung,†pungkas Bekti. (Satriyo Wicaksono)
Liputan Khusus : Sumbo Tinarbuko : Sampah Visual Bisa Jadi Bencana Sosial Bagi Yogya
Liputan Khusus : Sadar Jadi Sampah Visual, Poster/Pamflet Masih Jadi Pilihan Mahasiswa
Liputan Khusus : Tips Acara Mahasiswa Laris Tanpa 'Nyampah Visual'