Ini Sejarah Sampah Visual di Yogyakarta

Photo Author
- Jumat, 24 Maret 2017 | 02:54 WIB

Namun industri rokok menurutnya, tetap bisa meraih hasil penjualan yang baik karena mereka juga beriklan di media besar layaknya TV dan billboard. Iklan visual yang ditempel di jalan oleh industri rokok hanya dijadikan pengingat saja.

Utamanya ketika menunggu lampu merah atau kemacetan. Agar para perokok jika ingin membeli, langsung teringat pada merk rokoknya lalu menepi ke toko kelontong terdekat. (Ilham Dary Athalah)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hati-hati! Cegah Kebocoran Surat Suara

Selasa, 24 Januari 2023 | 12:01 WIB

Bekerja di Perusahaan Start-Up? Siapa Takut!

Kamis, 17 Oktober 2019 | 11:15 WIB

SBY Sebut PDIP dan Gerindra Diuntungkan

Sabtu, 10 November 2018 | 17:17 WIB

Ketika Pacaran Berujung Kekerasan

Rabu, 26 Juli 2017 | 00:17 WIB

Sampah Visual, Pelanggaran yang Membudaya

Jumat, 24 Maret 2017 | 19:26 WIB

Sampah Visual Mahasiswa Marak, Kampus 'Anteng'

Jumat, 24 Maret 2017 | 13:41 WIB

Tips Acara Mahasiswa Laris Tanpa 'Nyampah Visual'

Jumat, 24 Maret 2017 | 10:00 WIB

Teror Sampah Visual Kaum Terpelajar di Yogyakarta

Jumat, 24 Maret 2017 | 03:50 WIB
X