Menurut koordinator Mas Trampill, Febry Nufrica Prihandani (26), sebenarnya gerakan ini merupakan sebuah divisi khusus di Jogja Garuk sampah yang fokus menangani sampah visual. Namun, permasalahan sampah visual yang tidak henti-hentinya membuat kegiatan ini harus menjadi sebuah gerakan tersendiri.
Beraksi setiap jumat malam, kegiatan ini menjadikan Taman Makam Pahlawan sebagai titik kumpul. Salah satu relawan Mas Trampill, Kedunk Ussil mengungkapkan, pemilihan tempat ini untuk menambah spirit relawan yang datang. “Dahulu para pahlawan berjuang dengan darah untuk mendapatkan kemerdekaan, maka sekarang kita berjuang untuk merebut kembali kebersihan Yogyakarta,†ungkapnya.
Sampah Visual Didominasi Pelajar dan Mahasiswa
Febry mengimbuhkan, selama ini sampah visual terbesar berasal dari poster/pamflet acara-acara milik pelajar dan mahasiswa. Bahkan tidak jarang penempel poster tersebut berasal dari sekolah ataupun perguruan tinggi favorit di Yogyakarta.
“Kebanyakan malah dari sekolah dan kampus favorit, karena acara mereka besar-besar. Saat ini sampah visual masih didominasi dari kalangan mahasiswa, tapi mulai tahun ini mulai banyak pelajar yang juga ikut-ikutan nempelin poster sembarangan,†imbuhnya.
Teror Sampah Visual Kaum Terpelajar di Yogyakarta
 Sampah Visual Marak, Pemerintah Baru Sebatas Wacana
Biasanya, ketika menemui poster acara yang tertempel sembarangan, pihak Mas Trampill ataupun Jogja Garuk Sampah langsung menghubungi kontak panitia yang tercantum dalam poster tersebut. Pihak penyelenggara pun diberikan teguran dan diminta untuk membersihkan sampah visual yang dibuatnya.