AUSTRALIA, KRJOGJA.com - Terkuak, amputasi pada tubuh manusia ternyata pernah dilakukan 31 ribu tahun lalu. Hal itu diketahui dari temuan sebuah fosil dalam penggalian arkeologi di Kalimantan Timur.
Mengutip ABC Australia, Minggu (11/9/2022), temuan itu memberikan bukti jika amputasi pada tubuh manusia pernah dilakukan 31 ribu tahun lalu.
Fosil manusia tersebut tidak memiliki bagian bawah di kaki kirinya, yang menunjukkan sudah dipotong dengan alat tajam dari batu ketika masih kanak-kanak.
Hasil pengecekan menunjukkan fosil tersebut berusia 31 ribu tahun, 20 ribu tahun lebih tua dibandingkan amputasi tulang yang pernah ditemukan sebelumnya di Prancis.
Temuan lainnya adalah, fosil manusia yang ditemukan di gua di Kalimantan Timur tersebut tidak meninggal setelah menjalani operasi, malah ia bertahan hidup sampai 10 tahun sebelumnya.
Penemuan fosil tersebut dipublikasikan di jurnal Nature yang terbit Kamis 8 September.
Tim Maloney arkeolog dari Griffith University di Queensland, salah seorang penulis laporan, mengatakan amputasi yang berhasil dilakukan tersebut menunjukkan nenek moyang kita, paling tidak yang hidup di Kalimantan, sudah mengerti konsep medis yang kompleks ketika itu.
"Tidak saja operasi dan kompleksnya memisahkan tulang kaki bagian bawah seorang anak, namun juga ada bukti mereka mengerti mengenai bagaimana mencegah terjadinya infeksi sehingga memungkinkan pasien tetap bertahan hidup," kata Dr Maloney.
Ia menambahkan kemampuan anak tersebut untuk mampu bertahan hidup sampai menjelang dewasa, menunjukkan adanya perawatan setelah operasi serta dukungan lainnya untuk bisa hidup di daerah pegunungan tersebut.
"Orang ini sangat dihargai di komunitasnya. Kecil kemungkinan dia bisa bertahan hidup tanpa perawatan yang bagus dari komunitasnya."
Penggalian di Liang Tebo ini, Kalimantan Timur ini adalah bagian kerja sama tim peneliti dari Griffitth University, Australia dan Pusat Arkeologi Nasional Indonesia.
Seperti banyak gua lainnya di kawasan pegunungan terpencil tersebut, banyak ditemukan seni kuno yang ditemukan, seperti lukisan tangan yang menunjukkan sudah adanya peradaban di sana sampai sekitar 40 ribu tahun lalu.
Penggalian di Liang Tebo ini adalah bagian kerja sama tim peneliti dari Griffitth University dan Pusat Arkeologi Nasional Indonesia.