Krjogja.com - JAKARTA - Di balik panggung megah Plaza Insan Berprestasi Kemendikdasmen, Senayan Jakarta, Sabtu 6 Desember 2025, ada satu kisah sederhana namun sarat inspirasi tentang bagaimana ekosistem pendidikan, sekolah, guru, dan keluarga, saling menguatkan untuk menumbuhkan sebuah bakat kecil yang kini bersinar di tingkat nasional.
Arsenio Faresta Risky Wibowo, murid kelas B TK ABA Pasekan Gamping, berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 2 Kategori PAUD, Lomba Dongeng Karya Cipta Baru Tingkat Nasional 2025, sebuah capaian yang jauh melampaui tubuh mungilnya.
Prestasi itu bukan hadiah instan. Ia lahir dari proses panjang, penuh pendampingan, sabar latihan berulang, dan cinta yang tumbuh dari guru, teman, dan keluarga. Tim PUBKOM BPMP DIY mendapatkan cerita lengkap perjalanan itu dari Istirah, guru yang membina Arsenio sejak awal bakatnya tampak.
Bibit Bakat yang Disiram dengan Kepedulian
Istirah mengenang, Arsenio sejak awal dikenal sebagai anak yang supel, sopan, hangat kepada teman, dan sangat menghormati gurunya. Namun ada satu hal yang menonjol, keberanian bercerita di depan umum.
Baca Juga: Belajar Makna “Menebar Benih” dari Kang Faqih
“Pertama kali terlihat bakat Arsenio ketika duduk di TK B. Ia suka bercerita dan selalu berani maju ke depan,” ujarnya. Panggung kecil pertama Arsenio hadir saat perayaan 17 Agustus 2025 di lingkungan rumah, ketika ia tampil membawakan wayang sebagai media bercerita.
Dari sinilah sekolah mulai membina lebih serius. Guru-guru menyusun naskah, mendampingi proses pembuatan video, dan memberi ruang tampil pada setiap kegiatan sekolah. “Bakat kami fasilitasi agar terus terasah hingga berhasil menjuarai lomba tingkat nasional,” ungkap Istirah.
Seleksi Berjenjang dan Tantangan di Balik Layar
Perjalanan menuju nasional bukan tanpa tantangan. Seleksi yang berjenjang dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, hingga nasional menuntut kesiapan mental dan performa.
“Properti peserta lain lebih beragam, waktunya sangat singkat hanya tiga menit. Itu menjadi tantangan tersendiri,” kata Istirah.
Namun Arsenio menjalaninya dengan semangat. Ketika dinyatakan lolos sebagai finalis nasional, ia langsung mengucap Alhamdulillah dan berlari dengan kegembiraan khas anak-anak. “Ia semakin bersemangat berlatih,” kenang sang guru.
Baca Juga: Kenaikan Upah Tak Kunjung Pasti, Serikat Pekerja Nilai Pemkab Tidak Tegas
Momen paling berkesan bagi Istirah adalah saat mengatur ketepatan waktu tampil di panggung nacional. Sebuah pengalaman yang tak hanya mendidik Arsenio, tapi juga membesarkan hati para guru pendamping.
Rumah yang Menjadi Sekolah Kedua
Di balik kemampuan Arsenio berdiri percaya diri di panggung, ada keluarga yang hadir penuh kasih. Putra pasangan Ade Kurniawan dan Febty Dwi Aryani ini mendapatkan dukungan penuh keluarganya.