"Ada temen-teman dari GenRe (Generasi Berencana), Karang Taruna. Semua anak-anak millenial, termasuk dari SMK di Kota Semarang. Tentu harapan mereka bagaimana kota Semarang khususnya bisa menangani stunting," tutur Walikota Semarang.
Baca Juga: Istri 'Dirusuhi' Ngajak Bala Keroyok Rivalnya
"Alhamdulillah di bulan Agustus ini anak-anak stunting di Kota Semarang sekarang 1.022. Dan kita harapkan juga hasil survey SSGI bisa turun drastis seperti tahun sebelumnya yang mencapai 10,9%, sehingga di tahun 2022 mencapai 10,4%," terang perempuan yang sering disapa Mbak Ita ini.
Capaian ini, kata Walikota, juga berkat dukungan media. Termasuk juga pengusaha di antaranya hotel dan Pengusaha Jasa Boga Indonesia (PJBI) dengan memanfaatkan makanan yang berlebih, bukan makanan sisa.
Ia menyebut pengolahan makanan diserahkan ke kelompok Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Baca Juga: Mantan Walikota Salatiga Ungkapkan Dirinya Diklarifikasi KASN
"Kami memberikan ke rumah posko atau Dahsat. Kemudian setelah diolah dibagikan kepada adik-adik dari Melon Musk. Diharapkan dengan pola seperti ini kita bisa memberikan menu yang sehat kepada anak-anak stunting," ungkap Walikota Semarang.
Membeberkan data, Walikota mengungkap ada 82 hotel berbintang di Kota Semarang.
"Kalau 82 ini ada makanan berlebih, katakanlah 10, maka sudah ada 820. Sehingga kita bisa efisien tidak menggunakan anggaran APBD, karena yang terbesar dalam penanganan stunting adalah pemenuhan makanan tambahan," tutup Walikota Semarang.
Selain launching aplikasi Cempaka, dalam acara itu juga diserahkan secara simbolis bantuan telur dari Tribun Jateng dan United Tractor. Bantuan diberikan Walikota Semarang kepada para penerima manfaat yaitu para balita.
Acara ini juga dihadiri Kepala BKKBN Perwakilan seluruh Indonesia, Ketua dan anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Ketua PHRI, Ketua PBJI, Melon Musk, Duta GenRe, Ketua Karang Taruna Kota Semarang, budayawan Samuel Watimena, Kepala Asisten, dan OPD se-Kota Semarang. (*)