Yessita Dewi Luncurkan 'Nyah Santen' dalam Sandiwara Radio dan Sinetron

Photo Author
- Kamis, 3 April 2025 | 12:10 WIB
Yessita Dewi (Ist)
Yessita Dewi (Ist)

KRJogja.com - Lama berkecimpung di dunia radio sebagai penyiar sejak 1994-2007 Yessita Dewi, kemudian tertarik menulis naskah sandiwara radio, dan skenario untuk sinetron. Sekarang aktif di dunia master of ceremony disamping juga menjadi dubber dan voice over (VO).

Yessita Dewi baru saja meluncurkan buku tunggalnya antologi cerkak "Nyah Santen" yang diterbitkan oleh penerbit Lingkar Antar Nusa.

Baca Juga: Longsor, Jalan Penghubung Antar Kecamatan Gumelar Putus

Tidak ada alasan khusus untuk menulis cerkak, terutama Nyah Santen begitu penjelasan Yessita menjawab pertanyaan saat wawancara online, Kamis (3/4). Yessita kelahiran Magelang, kini tinggal di Solo.

"Tiba-tiba saja ingin mendokumentasikan kisah-kisah lama seputar orang yang masih getol menggunakan ajian tertentu agar panjang umur, kebal senjata dan sebagainya," begitu penuturan Yessita tentang menulis Nyah Santen.

Menurutnya Nyah Santen ini jika dilihat dari sosoknya adalah perempuan berdaya, dia yang membuat sebuah desa mampu memiliki ciri khas produksi dari bahan baku kelapa.

Baca Juga: Mbak Amie, Siap Servis Lidah dan Perut di Jalur Sukorejo Bejen

Warga memiliki penghidupan dari pohon-pohon kelapa yang semua terpusat pada Nyah Santen yang menjadi juragannya. Dia, juga secara mandiri memilih jodohnya sendiri hingga berkali-kali.

Memang untuk buku tunggal Yessita Dewi baru Kumpulan Cerkak Nyah Santen ini, maka berharap bisa segera menyusul buku tunggal berikutnya.

Sebetulnya Yessita pernah menjuarai sayembara novel Dewan Kesenian Jawa Tengah tahun 2011 namun belum dibukukan. Yessita juga pernah juara lomba menulis cerkak Mangkunegaran 2023.

Yessita menambahkan, sebagai dubber juga voice over, menjadi pengalaman dan ilmu yang luar biasa, yang membuatnya bisa belajar membuat naskah sandiwara radio kemudian meningkat menjadi naskah skenario untuk sinetron televisi.

Sebagai VO, Yessita lebih menyukai karakter antagonis, karena bisa mengeksplorasi voice acting. Pernah juga menjadi karakter anak usia sekolah.

Yessita selain menulis fiksi, juga menulis esai. Hanya saja yang dibukukan antologi cerkak atau fiksi. Beberapa tulisannya cerpen berbahasa Indonesia.

Mengaku menulis cerkak baru tahun 2014. Ternyata, ketika menulis cerkak, merasa lebih mengalir. Karena bahasa Jawa memiliki banyak diksi yang juga sekaligus menggambarkan rasa situasi saat itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pameran Seni Rupa Alumni UST Digelar di TBY

Selasa, 5 Desember 2023 | 20:12 WIB

Djoko Pekik Sosok Panutan, Ini Kata Rektor ISI Yogya

Minggu, 13 Agustus 2023 | 05:49 WIB

Cerita Indah Tentang 'Konser Kodok yang Ricuh'

Minggu, 1 Januari 2023 | 14:37 WIB

Dalang Ki Anom Sucondro, 'Ngeli Ning Ora Keli'

Kamis, 22 September 2022 | 13:50 WIB
X