Indonesia Kehilangan ‘Bopo Keroncong’ Ibnu Amar

Photo Author
- Kamis, 6 Maret 2025 | 08:40 WIB
Sekjen Himpunan Artis Keroncong Indonesia (HAMKRI), Ibnu Amar Muhsin SPd MA.
Sekjen Himpunan Artis Keroncong Indonesia (HAMKRI), Ibnu Amar Muhsin SPd MA.

KRjogja.com - SEMARANG - Dunia Keroncong Indonesia bekabung atas meninggalnya Sekjen Himpunan Artis Keroncong Indonesia (HAMKRI), Ibnu Amar Muhsin SPd MA, Rabu (5/3/2025) di Ngijo Gunungpati Semarang pukul 09.00 WIB.

Kabar meninggalnya Lektor Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik (S1) Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini mengejutkan seluruh insan Keroncong Tanah Air. Diva Keroncong Indonesia, Tuti Maryati pun mngaku kaget menerima kabar meninggalnya sosok yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri ini.

“Berita ini datang cukup mengagetkan, karena sebelumnya tidak pernah ada kabar ananda sakit atau menderi keluhan. Nak Amar ini saya kenal gigih memperjuangkan eksistensi dan kelestarian Keroncong sebagai warisan budaya bangsa. Siang malam ananda tak mengenal lelah keliling Indonesia hanya untuk menggali informasi dan mencari jejak keroncong di nusantara untuk memperjuangkan Keroncong masuk dan mendapat pengakuan Unesco. Ananda Amar itu bagai Anak Panah yang melesat cepat di tengah kelesuan semangat perjuangan dan pelestarian keroncong,” ujar Tuti Maryati dengan suara melemah karena haru.

Baca Juga: 11 Hari Libur Panjang di Lebaran Nanti

Komunikasi terakhir dengan pelantun tembang Keroncong Indonesia ini seingatnya beberapa minggu sebelum masuk Ramadan. “Ananda mengabarkan akan ke Jakarta dan saya minta agar mampir, bahkan menginap di rumah. Beliau berjanji akan mampir dan katanya sudah kangen dengan bundanya (Tuti Maryati). Setelah itu belum ada kabar lagi, karena saya meyadari kesibukan ananda selain sebagai penggerak keroncong, juga sebagai dosen musik di Unnes,” katanya.

Hal sama, ‘kehilangan’ juga disampaikan Yanto Congrock 17. Pentolan grup musik ‘Keroncong Inovatif’ ini sangat merasa kehilangan karena Amar berpulang saat eksistensinya masih dibutuhkan untuk mengangkat kembali Keroncong sebagai musik yang ‘dusuk sama rendah-berdiri sama tinggi’ dengan musik lain.

“Almarhum memiliki pergaulan yang luas dan tak terbatas. Mampu menjadi jembatan seniman dengan pemerintah dan sumber-sumber kepentingan untuk mengangkat Keroncong. Beliau juga aktif menjalin komunikasi dengan insan keroncong seluruh nusantara, bahkan mereka yang ada di luar negeri seperti Malaysia dan Kanada. Mudah menerima masukan dan memiliki kecerdasan mengolah serta mengemas format rekomendasi untuk pengambil kebijakan, membuat dirinya dipercaya sebagai penggerak dan penggiat. Salah satunya dirangkul Kementrian Kebudayaan & Pariwisata sebagai mitra strategis dalam mengelola Pelestarian dan Pengembangan Keroncong. Ini saya saksikan dan rasakan karena sering bersama saat keliling daerah dan membuat event keroncong di sana,” aku Yanto Congrock.

Baca Juga: Kontrol Kualitas MBG, Lembaga Independen Akan Dilibatkan

Dimata para Seniman Keroncong Semarang, sering memanggilnya Bopo Amar, karena selain sebagai teman sejawat, almarhum juga memiliki ketokohan dalam memimpin kawan-kawannya.

“Bopo Amar itu jadi pemimpin kami, sosok yang bisa mengayomi seniman keroncong. Membuat wadah bernama Komunitas Pelaku Keroncong Semarang (KPKS) sebagai wadah eksistensi para seniman. Melalui KPKS seniman mendapatkan pendidikan teoritis music dan ilmu melalui diskusi yang digelar. Mendapatkan jaminan kesehatan melalui kerjasama KPKS dengan BPJS. Semua atas inisiasi beliau, sehingga seniman mendapat layanan kesehatan dan tunjangan kematian melalui BPJS,” papar Bambang Wisnu, Tokoh KPKS yang juga membidani Bengkel Alat Musik Keroncong.

Pemikiran Ibnu Amar Muhsin dinilainya sangat jauh. Tak hanya meningkatkan kualitas bermusik melalui KPKS, juga memberi tuang pekerjaan melalui bimbingan memproduksi alat musik keroncong yang sekarang ini sudah berhasil mandiri dan dipandang mampu memenuhi kebutuhan alat musik ke seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan Wawan, salah satu anggota Bengkel Alat Musik Keroncong KPKS.

“Para seniman yang awalnya banyak menggantungkan rejeki dari ngamen, kini dengan kemampuan memproduksi alat jadi memiliki penghasilan tetap,” aku Wawan.

Baca Juga: Kurangi Banjir, BNPB Akan Lakukan Modifikasi Cuaca

Semasa hidup, Amar Muhsin banyak berkiprah dalam pembuatan aransemen lagu-lagu anak berkarakter. Juga aktif melatih musik Gambang Semarang atau gamelan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pameran Seni Rupa Alumni UST Digelar di TBY

Selasa, 5 Desember 2023 | 20:12 WIB

Djoko Pekik Sosok Panutan, Ini Kata Rektor ISI Yogya

Minggu, 13 Agustus 2023 | 05:49 WIB

Cerita Indah Tentang 'Konser Kodok yang Ricuh'

Minggu, 1 Januari 2023 | 14:37 WIB

Dalang Ki Anom Sucondro, 'Ngeli Ning Ora Keli'

Kamis, 22 September 2022 | 13:50 WIB
X