Makna DPRD DIY Suguhkan Wayang Kulit Lakon Duryudana Gugur, Refleksi Perjuangan Kebenaran Menjelang Tahun Baru

Photo Author
- Jumat, 20 Desember 2024 | 05:48 WIB
Eko Suwanto (Foto Istimewa)
Eko Suwanto (Foto Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menghadirkan pentas budaya tradisional menjelang pergantian tahun. Pada Jumat malam ini, (20/12/2024), gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro akan menjadi panggung bagi pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Duryudana Gugur. Pentas ini akan dipimpin oleh dalang kenamaan, Ki Geter Pramudji Widodo, dengan iringan gamelan Warga Laras.

Dalam kesempatan tersebut, Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, menjelaskan bahwa pemilihan lakon Duryudana Gugur bukanlah tanpa alasan. Menurutnya, lakon ini menggambarkan perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan menempuh jalan yang lurus di tengah tantangan besar.

Tokoh Werkudoro dalam kisah ini melambangkan keberanian dan keteguhan dalam melawan keangkaramurkaan yang direpresentasikan oleh Duryudana, simbol penyalahgunaan kekuasaan dan nafsu serakah.

Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem Akhir Tahun, Eko Suwanto Ajak Masyarakat Tingkatkan Mitigasi Bencana

“Duryudana Gugur menjadi refleksi penting di akhir tahun, melanjutkan pesan dari lakon sebelumnya, Wahyu Cakraningrat, yang kita gelar di awal tahun. Kedua lakon ini mengingatkan kita akan pentingnya perjuangan untuk kebenaran dan kedaulatan rakyat dalam demokrasi,” ungkap Eko Suwanto pada Kamis, 19 Desember 2024.

Pesan Moral dalam Pergelaran Wayang
Melalui pergelaran ini, DPRD DIY ingin menyampaikan pesan moral yang relevan dengan kondisi berbangsa dan bernegara. Eko menekankan bahwa dalam demokrasi, perjuangan untuk memilih jalan yang benar tidaklah mudah. Watak kepemimpinan yang baik, seperti yang dicontohkan Werkudoro, harus mengutamakan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, bukan mengejar kepentingan pribadi maupun keluarga.

“Pemimpin sejati harus berpegang pada Pancasila dan Konstitusi, bukan justru melanggarnya demi nafsu kekuasaan. Pentas wayang ini menjadi pengingat bagi kita semua,” tambah Eko.

Baca Juga: Perampokan Toko Emas di Banyumas, Pelaku Bersenjata Api Masih Diburu Polisi

Selain itu, pentas wayang kulit ini juga menjadi wujud pelestarian budaya sekaligus hiburan yang edukatif bagi masyarakat Yogyakarta dan wisatawan. Berlangsung secara gratis, acara ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube DPRD DIY dan Ki Dalang Seno, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Ikon Budaya dan Hiburan Rakyat
Pentas wayang kulit semalam suntuk ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ikon budaya yang terus dijaga DPRD DIY. Eko berharap pergelaran rutin seperti ini dapat menjadi daya tarik wisata yang memperkuat identitas budaya Yogyakarta.

Dalam lakon Duryudana Gugur, Werkudoro tampil sebagai simbol kebenaran yang teguh melawan Duryudana dan Sengkuni, yang mewakili sifat adigang, adigung, adiguna—sikap arogan yang sering membawa kehancuran. Pesan moral “Satyam Eva Jayate” atau “Kebenaran pasti menang” menjadi inti dari pergelaran ini.

“Mari kita saksikan bersama di Gedung DPRD DIY pada Jumat, 20 Desember 2024, pukul 19.30 WIB. Acara ini terbuka untuk umum dan tanpa biaya. Monggo katuran warga Jogja hadir menikmati tontonan budaya ini,” ajak Eko Suwanto.

Melalui wayang kulit, DPRD DIY tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga menyampaikan nilai-nilai luhur yang relevan dengan kehidupan modern. Dengan demikian, pergelaran ini menjadi wujud nyata sinergi antara seni tradisional dan pesan moral yang mendalam bagi masyarakat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pameran Seni Rupa Alumni UST Digelar di TBY

Selasa, 5 Desember 2023 | 20:12 WIB

Djoko Pekik Sosok Panutan, Ini Kata Rektor ISI Yogya

Minggu, 13 Agustus 2023 | 05:49 WIB

Cerita Indah Tentang 'Konser Kodok yang Ricuh'

Minggu, 1 Januari 2023 | 14:37 WIB

Dalang Ki Anom Sucondro, 'Ngeli Ning Ora Keli'

Kamis, 22 September 2022 | 13:50 WIB
X