SLEMAN, KRJOGJA.com - Komisi D bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman meninjau dan audiensi di SDN Banyurejo 4. Kunjungan tersebut untuk memastikan tidak ada kebijakan regruping karena sebelumnya ada isu bahwa SDN Banyurejo 4 akan bergabung ke ke sekolah lainnya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sleman M Arif Priyosusanto SSi mengatakan, kunjungan ini untuk mendengar informasi yang valid dan menyerap aspirasi dari pihak-pihak yang bersangkutan. Hal itu kaitannya isu regruping SDN Banyurejo 4 dengan SDN Banyurejo 1.
"Kami cukup terkejut dengan isu adanya regruping tersebut. Mengingat sebelumnya pada saat rapat dengan Dinas Pendidikan, tidak ada wacana pemerintah daerah melakukan regruping. Termasuk dalam pembahasan anggaran juga tidak membahas adanya regruping," kata Arif, Kamis (30/6/2022) di SDN Banyurejo 4 Tempel.
Namun setelah turun ke langsung ke sekolah, pihaknya cukup mendapat informasi yang sebenarnya terjadi di lapangan yakni dari pihak sekolah maupun wali murid. Termasuk ada pernyataan resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, bahwa tidak ada kebijakan regruping.
"Kedatangan kami bersama Dinas Pendidikan Sleman ini untuk memberikan penjelasan kepada pihak sekolah dan wali murid. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada kebijakan regruping di Kabupaten Sleman, khususnya di Banyurejo Tempel. Supaya masyarakat tidak resah lagi," ujar anggota Fraksi Gerindra ini.
Dikatakan Arif, adanya warga yang resah terkait isunya regruping itu sebagai tanda bahwa warga sekitar sekolah mempunyai rasa 'hardarbeni' terhadap sekolah. Hal itu menunjukkan warga tidak ingin sekolah di lingkungannya tutup.
"Terlepas itu ternyata hanya isu, tapi menunjukkan bahwa warga sekitar mempunyai rasa memiliki terhadap sekolah. Mereka tidak rela sekolah yang ada di lingkungannya bergabung ke sekolah lain," ujar warga Manguharjo Depok Sleman ini.
Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sleman Muh Zuhdan SPd MAP. Menurutnya, masyarakat yang berada di lingkungan SDN Banyurejo 4 maupun SDN Banyurejo 1 tidak perlu lagi resah. Hal itu sudah jelas, SDN Banyurejo 4 maupun SDN Banyurejo 1 harus tetap eksis.
"Masyarakat tidak perlu termakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sekarang fokus bagaimana menjaga kualitas dan kuantitas sekolah masing-masing," kata warga Rewulu Wetan Sidokarto Godean ini.
Terlepas dari isu yang beredar, lanjut Zuhdan, sikap 'handerbeni' antara warga dan sekolah memang cukup penting. Pihaknya sangat mendukung sikap ‘handerbeni’ supaya tetap dipertahankan.
"Dari sisi positif yang bisa kami ambil, ternyata masyarakat sekitar sekolah mempunyai sikap 'handerbeni' yang luar biasa. Artinya masyarakat ingin sekolah yang di lingkungan sekitar harus tetap eksis dalam kondisi apapun," kata Zuhdan.
Sikap 'handerbeni' seharusnya menjadi motivasi bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Bagaimana sekolah membuat inovasi agar sekolah diminati masyarakat sekolah.