Sementara Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) salah satu BUMN Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi yang ada di kawasan Dieng menyakini program pengembangan pariwisata di kawasan Wonosobo dan Banjarnegara nantinya bisa disinergikan secara maksimal. Geo Dipa Energi menurut Riki kini memiliki satu pembangkit yang bisa menghasilkan energi hingga 40 Megawatt dan akan dikembangkan hingga 3 pembangkit pada 2023 mendatang untuk memenuhi suplai listrik kawasan tersebut selain wilayah Jawa-Bali.
“Energi panas bumi yang kami ubah menjadi listrik bisa dimanfaatkan masyarakat setempat, namun bukan untuk listrik konsumsi tapi yang bersifat produktif. Potensi di Dieng sendiri untuk listrik dari panas bumi bisa mencapai 400 Megawatt dan itu sangat mungkin dimaksimalkan meski dengan biaya yang tidak murah juga,†ungkapnya.
Dirjen Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI Astera Primanto Bhakti pun mengatakan seharusnya ada rencana jangka menengah dan panjang dari Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo untuk mengelola kawasan Dieng tersebut. Pihak Kemenkeu mengaku telah turun ke desa-desa di dua wilayah tersebut dan melihat kesiapan masyarakat.
“Kami punya konsern lebih ke desa di Wonosobo dan Banjarnegara. Saya lihat dari segi masyarakat sudah siap, mereka sudah menciptakan sesuatu yang cocok untuk masyarakat sendiri. Tinggal menggabungkan ide antar desa saja. Nah di forum KPBU ini pemerintah ingin menjembatani pembiayaan bagi pemerintah kabupaten baik Wonosobo maupun Banjarnegara agar tidak hanya mengandalkan APBD dan APBN saja,†ungkapnya. (Fxh)