Kedokteran Nuklir Opsi Penghematan Biaya Kesehatan Negara

Photo Author
- Jumat, 6 September 2019 | 21:10 WIB
Stakeholder Nuklir Indonesia saat memberikan keterangan pada media. (Foto: Harminanto)
Stakeholder Nuklir Indonesia saat memberikan keterangan pada media. (Foto: Harminanto)

“Di kedokteran nuklir ada metode Ablasi yang cukup sekali operasinya kemudian sisa kankernya dihilangkan. Di kedokteran nuklir sekali operasi Rp 9 juta dan semua masuk BPJS. Di pengobatan Kanker tiroid kemoterapi satu paket Rp 100 juta karena obatnya impor. kalau paket BPJS Rp 9 juta, dengan metode kedokteran nuklir maka jauh lebih hemat. Begitu pula untuk kasus hypertyroid yang jauh lebih murah penanganannya menggunakan teknologi nuklir,” ungkapnya lagi. 

Baca Juga: Soal Bom Nuklir untuk Hadang Badai, Donald Trump: Itu Berita Palsu

Meski begitu, menurut Dokter Nuklir Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Husein Kartasasmita saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kedokteran nuklir. Tercatat baru sekitar 50-an saja dokter spesialis kedokteran nuklir yang ada di Indonesia dan terpusat di kota-kota besar. 

“Ini jadi tantangan, tapi mau mulai dari mana seperti pertanyaan duluan ayam atau telurnya. Internal kita di Indonesia masih terbatas peralatan karena mahal, kemudian saat ini juga baru 50-an SDM spesialis nuklir,” tandas dia. 

Di seluruh Indonesia baru ada beberapa fasilitas kesehatan yang menerapkan kedokteran nuklir yakni RS Adam Malik Medan, RSPAD Gatot Subroto, RSCM, RS Darmais, RS Pusat Pertamina, RS Jantung Harapan Kita, RS Siloam, RS Gading Pluit, RS Abdi Waluyo), RS Hasan Sadikin Bandung, Cancer Center Kopo Santosa, RSUP Dr Sardjito, RS Karyadi, RS Surabaya dan RS Samarinda, RS Bali Mandara dan RS Manado Kandouw. (Fxh)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X