Sebelumnya, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Dr Agus Budi Santoso dalam siaran pers BPPTKG yang diterbitkan, Jumat (1/2) mengatakan, dari hasil pengamatan periode 25-31 Januari, data volume kubah lava relatif sama dengan minggu sebelumnya yaitu 461.000 meter kubik.
 "Sebagian ektrusi lava yang terjadi langsung gugur ke hulu Kali Gendol," terang Agus Budi. Adapun kondisi kubah masih stabil dan dari analisis morfologi puncak tidak ada perubahan.
Dari laporan kegempaan Gunung Merapi, periode 25-31 Januari 2019, tercatat 3 kali gempa awan panas (PF), 13 kali gempa hembusan (DG), 1 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 5 kali gempa fase banyak (MP), 168 kali gempa guguran (RF), 7 kali gempa low frekuensi (LF) dan 9 kali gempa tektonik (TT). "Intensitas kegempaan pada periode 25-31 Januari lebih tinggi dibanding minggu sebelumnya," ujar Agus Budi.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental dapat disimpulkan, kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, sehingga statusnya masih 'Waspada' (level II).
Rekomendasinya masih tetap, yaitu radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat di Kawasan Rawan Bencana III dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. (Dev/Adk)