Estetika Tarian Sufi dan Kematian

Photo Author
- Jumat, 26 Oktober 2018 | 18:46 WIB

Setiap makhluk hidup pasti akan merasakan mati. Begitu pun manusia. Dalam agama Islam, diwajibkan kepada umatnya untuk terus mengingat waktu kematian tersebut.

Seorang Sufi, Jalaluddin Al-Rumi yang dikenal sebagai ulama yang cerdas memiliki hakikat sendiri untuk mengingat kematiannya, yakni menarikan tarian sufi. Beliau juga amerupakan pencetus tarekat Maulawiyyah yang diimplementasikan dengan gerakan tarian yang berputar, alunan musik , dan dzikir tanpa henti. Baginya, gerakan berputar terus menerus mengartikan sebuah kehidupan yang terus berputar seperti bumi.

Tarian yang dikenal di barat dengan The Whirling Darvishes (Darwis yang berputar) ini berasal dari Anatolia, Turki yang diperkenalkan di  abad ke-13 oleh Jalaluddin Al-Rumi. Tarian ini merupakan sebagian dari sebuah meditasi. Lewat tarian meditasi ini, para penari diharapkan dapat menggapai kesempurnaan pada imannya, mencapai kecerdasan mengendalikan ego, serta dapat menghapuskan napsu dan hasrat dari dalam hidupnya. Selain itu, tarian ini pun  memiliki arti lain, yakni sebagai tari mengingat kematian.  Hal ini dapat dilihat dari filosofi yang diciptakan oleh Al-Rumi dan filosofi khas di setiap busana yang dikenakannya.

Seorang penari sufi harus mengenakan tunik putih yang sangat lebar di bagian bawahnya. Tunik atau Hirqa ini mengartikan kain kafan sebagai kain yang dikenakan umat muslim ketika wafat. Kemudian, penutup tunik putih berwarna hitam menandakan pemisahan ego untuk menuju cinta Ilahi. Topi Sikke melambangkan batu nisan, dan sepatu kulit melambangkan kekuatan iman akan hawa napsu duniawi.

Dapat diartikan ketika seseorang menarikan tari sufi, mereka dapat mengingat kematian terus menerus, sehingga cinta mereka hanya kepada kehidupan yang kekal, yakni alam akhirat.

Menarikan Tarian Sufi

Sufi merupakan tarian yang memiliki gerakan unik daripada tarian lainnya. Sang penari hanya mebutuhkan gerakan tangan dan kekuatan konsentrasi sambil menari berputar melawan arah jarum jam.

Tarian yang dikenal di timur dengan tarian Sema ini, seringkali menaikan tangan kanan ke atas dan tangan kiri menunjuk ke bawah. Sesekali mereka mendekap dada dengan mencengkramkan kedua tangannya  di pundak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X