SHOPANÂ Pangestu (26 tahun) awalnya tak mengira suara gemuruh di puncak Gunung Merapi adalah pertanda akan terjadi erupsi. Kondisi tersebut biasa dirasakan pendaki di Gunung Merapi. Tidak diduga, itu adalah awal dari peristiwa yang membuat ia dan rombongan asal Sukoharjo sempat panik.Â
Shopan bercerita, Jumat (11/05/2018) saat shubuh, 11 orang rombongan pendaki asal Sukoharjo berjalan dari Pasar Bubrah mengejar puncak Merapi.
Terdiri dari lima wanita dan enam pria, rombongan ini berangkat dari basecamp Barameru, Selo, Boyolali pada kamis sore pukul 15.30, dan berhasil mencapai Pasar Bubrah pada pukul 21.00 WIB. Sesuai rencana mereka, untuk mendirikan tenda dan beristirahat tepat di bawah puncak Merapi.
"Kami mendirikan tenda, bermalam di Pasar Bubrah, kami ingin mencapai puncak saat sunrise esoknya," ungkap Shopan Pangestu (26 tahun) salah satu rombongan.
Pagi hari pukul kisaran pukul 5.30 di puncak Merapi terdengar gemuruh dari bawah kawah. Memang bukan hal yang aneh, saat kawah Merapi bergemuruh. Rombongan pendaki pun tak mengira nantinya akan terjadi erupsi.
"Pagi sekali, kisaran saat sunrise di puncak terdengar gemuruh dan asap dari belerang sudah naik keatas. Memang umum seperti itu, kami tak berpikir akan terjadi erupsi," tambah Shopan.
Pukul 07.00 WIB, tujuh dari sebelas rombongan telah sampai di di pasar bubrah kembali. Mereka yang telah kembali memutuskan membuat sarapan sembari menunggu empat rekan yang masih di puncak. Tak berselang lama, pukul 07.43 WIB gemuruh terdengar lebih keras, disertai getaran yang cukup lama. Kepulan asap terlihat membumbung tinggi di atas puncak merapi.
Shopan sempat mengabadikan video detik-detik saat terjadinya erupsi, tergambar disitu ia sedang memasak bersama rekannya. Video yang diunggahnya melalui akun @shopanpangestu di instagram menjadi salah satu video viral yang mendulang banyak komentar.