Krjogja.com - Sleman - Komnas Pengendalian dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup (PPLH) Korwil DIY bersama Koperasi Multi Pihak (KMP) PUSTEKLIM menyelenggarakan seminar mengenai "Pengelolaan Sampah Mandiri dan Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Solusi Darurat Persampahan Di Daerah Istimewa Yogyakarta".
Kegiatan tersebut digelar di Graha Kinasih Kaliurang, Senin (11/9/2023). Kegiatan ini terlaksana karena kondisi darurat sampah yang masih melanda Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pemegang kebijakan yang ada di DIY mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
Kegiatan ini, menghadirkan narasumber yang kompeten yaitu Dr. Eng Mochamad Syamsiro S.T., M. T bidang ahli teknologi, Ir. Jalin Elsaprike, ST. M. Ling., IPP bidang teknologi tepat guna, Dr. Widodo Sambodo, M. Si dari lembaga pengembangan teknologi desa, Dr. Heru Subaris Kasjono, SKM, M. Kes bidang penyehatan lingkungan dan Praktisi Lingkungan Agus Hartono dari Yayasan Lestari.
Baca Juga: Hutan Pinus Milik Perhutani Terbakar, Polisi Masih Mengusut
Ketua Pelaksana, Arif Sholikhin mengatakan kegiatan ini terlaksana karena permasalahan sampah yang ada di DIY.
"Kami selaku kelompok masyarakat melalui KSM Pilah Berkah dengan depo pawiyatannya ingin memberikan sebuah konsep program tuntas penanganan pengolahan sampah skala rumah tangga sesuai dengan pasal 12 dan tuntas penanganan sampah berbasis kawasan sesuai dengan pasal 13 UU no 18 tahun 2008 mengenai pengolahan sampah," jelas Arif, Senin (11/09/2023).
Arif menjelaskan, setelah kegiatan ini akan ada tindak lanjut memberikan suatu usulan kepada pemerintah DIY maupun kabupaten dan kota bahwa penanganan pengolahan sampah harus diterapkan mulai dari sumber.
Baca Juga: Pintu Air Dam Colo Dipastikan Ditutup Sebulan Mulai 16 Oktober
"Serta masih banyaknya rekan-rekan pengolah sampah yang belum memiliki kelembagaan sedangkan program pengolahan sampah mandatnya ada 6 mulai dari regulasi, kelembagaan, program, pembiayaan, teknologi dan sekuler ekonomi," lanjutnya.
Arif menambahkan, di Yogyakarta rata-rata kelembagaan belum terbentuk dan program belum jelas serta antara kewajiban pemerintah dan masyarakat belum teraplikasikan dengan baik.
"Harapannya dengan seminar ini mendapatkan nilai-nilai konsep yang terintegrasi mengenai pengolahan sampah," katanya.
Baca Juga: Tiga Ketua Parpol Sragen Bergandengan Tangan, Sinyal Koalisi Pilkada?
NGO Australia, Dr. Lea Jellinek dalam sambutannya menuturkan, sampah merupakan tantangan yang sangat besar.
"Sampah bisa dimanfaatkan menjadi sebuah karya kreativitas dan barang yang bermanfaat dan Yogyakarta bisa menjadi pusat wisata yang baik apabila melarang adanya pembakaran sampah dan dapat mengolah sampah menjadi barang yang berguna," tuturnya. (*)