Romo Baskara Bagikan Pengalaman Bertemu Hal Walker dan Jalan-Jalan ke 20 Negara Dalam Buku Awan Merah

Photo Author
- Selasa, 26 September 2023 | 20:29 WIB
Romo Baskara (tengah) saat memperkenalkan buku barunya (Harminanto)
Romo Baskara (tengah) saat memperkenalkan buku barunya (Harminanto)

Krjogja.com - SLEMAN - Baskara T. Wardaya atau yang akrab disapa Romo Baskara memperkenalkan buku baru berjudul Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan, Selasa (26/9/2023) malam.

Buku tersebut merupakan catatan dan refleksi atas rangkaian pengalaman dalam interaksi dengan bermacam orang dan peristiwa di berbagai belahan dunia.

Romo Baskara mengungkap bahwa buku Awan Merah muncul dari pengalaman sepanjang 2022 ketika ia berkesempatan mengajar matakuliah sejarah di Marquette University, Milwaukee, Amerika Serikat.

Baca Juga: Cegah Stunting, Siapkan Menu Makanan Keluarga Basis Kearifan Lokal

Saat itu ia bertindak sebagai pemangku Francis Wade Chair yang kemudian membuatnya melakukan sejumlah perjalanan dalam rangka penelitian, memenuhi undangan menjadi narasumber, serta mengunjungi sejumlah sahabat.

Buku Awan Merah menurut Romo Baskara merupakan bagian dari upaya untuk mencatat dan merefleksikan pengalaman mengajar, meneliti dan berkunjung tersebut.

Selain untuk berbagi pengalaman, tujuan penulisan buku ini adalah untuk mengajak pembaca bersama-sama menyimak pesan atau makna yang tersirat dalam pengalaman-pengalaman tersebut, khususnya dari sudut pandang sejarah.

Baca Juga: Lewat Konser di De Cored, Ipang Lazuardi Tampil Lebih Intim

"Saya ingin mengajak para pembaca untuk belajar tentang sejarah bukan hanya perang dan kelompok elit namun keseharian termasuk kita masing-masing. Dari keseharian kita banyak hal yang bisa diambil. Saya ingin mengajak pembaca berefleksi masing-masing," ungkapnya di sela peluncuran.

Romo Baskara menceritakan, di salah satu bab misalnya, ia bertemu seseorang bernama Hildred Walker yang tampak begitu sederhana dalam keseharian.

Ternyata Hildred Walker  adalah orang yang berhasil menghitung jarak bumi ke bulan, kemudian menjadi catatan sejarah dunia.

Baca Juga: Mensyukuri Kelahiran ke-72 UIN Sunan Kalijaga

"Ternyata dia (Hildred Walker) yang berhasil menemukan hitungan jarak bumi ke bulan. Orangnya sederhana, hidup susah saat kecil, dengan tantangan tapi dia bisa mengatasi persoalan dan berbuat sesuatu yang berguna untuk kemanusiaan. Luar biasanya dia pakai kekayaan untuk training orang muda untuk jadi ilmuah. Kelihatannya itu pertemuan pribadi tapi ternyata membawa manfaat yang saya ceritakan dalam buku ini," lanjut romo yang juga dosen Universitas Sanata Dharma ini.

Dalam buku ini direfleksikan pula kisah para pelaut awal yang menghuni pulau-pulau di Asia Tenggara Maritim seperti Christopher Columbus saat menyeberangi Samudra Atlantik dan menemukan tanah baru lalu juga penjelajah Eropa yang berlomba menemukan dan menguasai rempah-rempah di Kepulauan Banda.

Ada pula cerita Miguel Lopez de Legazpi yang ingin balas mencuri Kepulauan Filipina dari tangan Portugis. Dimunculkan pula kisah Elijah Stone Estes, sang petualang dari North Carolina dan Chief Red Cloud alias Awan Merah yang adalah seorang Kepala Suku Indian pendamba sistem pendidikan formal.

Baca Juga: Meriah, Panen Cempe dan Pesta Patok UPLAND Project di Pejawaran

Ada pula cerita tentang Jerry Lemelson yang memiliki ratusan hak paten atas hasil penemuannya. Dalam terang tradisi pemeriksaan batin yang diwariskan oleh Santo Ignasius Loyola (1491-1556), melalui buku ini Romo Baskara juga ingin mengajak para pembaca untuk dengan hati yang tenang dan jernih melihat kembali pengalaman masa lalu masing-masing guna memetik buah-buah rohani dari pengalaman-pengalaman yang ada.

Selanjutnya ia berharap bahwa buah-buah rohani itu bisa menjadi bekal untuk bersyukur dan menjalani hidup dengan lebih baik—entah hidup sebagai pribadi, entah hidup sebagai bangsa.

Dengan merefleksikan kembali betapa sentralnya posisi Kepulauan Nusantara dalam dunia niaga pada masa pra-kolonial Asia Tenggara, misalnya, diharapkan bahwa pembaca akan terinspirasi untuk bersama-sama mengusahakan posisi serupa sekarang ini. Demikian halnya ketika merefleksikan kisah perjuangan Cyrus Habib. 

Baca Juga: DIY Fokus Bangun Wilayah Selatan karena Paling Miskin, Dewan Lempar Kritik

Meskipun menyandang disabilitas, Habib tetap mampu mencapai prestasi tinggi, dari prestasi di bidang politik hingga prestasi mendaki gunung tertinggi di Benua Afrika.

Sementara itu dengan merefleksikan ensiklik Paus Fransiskus yang berjudul Laudato Si diharapkan bahwa pembaca akan terinspirasi untuk semakin giat berpartisipasi dalam memelihara dan menjaga planet bumi yang adalah rumah kita bersama.

Romo Baskara menyampaikan gagasan-gagasan yang ada secara naratif alias dalam format cerita. Ia berharap, melalui format cerita seperti itu akan lebih mudah bagi pembaca untuk mengingat dan merefleksikannya dalam konteks yang lebih luas karena hampir sepanjang sejarahnya konon manusia selalu suka bercerita atau mendengar cerita dari orang lain.

Baca Juga: Film ‘Merti Desa’ Raih Juara I KFPI Tingkat DIY

"Setiap individu itu penting untuk dicatat dan dipetik nilai atau makna. Kita adalah bagian dari masyarakat, bergerak bersama di masyarakat. Konteks ini kita bisa maju bersama sebagai bangsa dan saya ingin bangsa ini maju. Saat masa pra kolonial, Indonesia punya peran penting di dunia karena ada Kepulauan Banda yang kaya rempah. Semua ingin ke Nusantara, untuk mendapatkan rempah-rempah sehingga laut Indonesia menjadi tempat silang budaya dunia. Masa kita mau diam saja, kita bisa tampil lagi dan menjadi bangsa yang penting untuk dunia," pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB
X