Krjogja.com - SLEMAN - Thomas Trikasih Lembong, Mentri Perdagangan 2015-2016 menjadi salah satu pembicara kunci dalam Indonesian Future Stadium Generale di Magister Manajemen UGM, Jumat (17/11/2023) siang. Thomas yang juga menjadi salah satu tim pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ini hadir secara daring di depan ratusan mahasiswa dan memaparkan konsep city collaborative.
Thomas menceritakan periode kepemimpinan Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia memulai dengan upaya menciptakan ruang ketiga yang egaliter bagi masyarakat sebagai salah satu wujud kota kolaboratif yang jadi gagasan.
Baca Juga: Jelang Masa Kampanye, Bawaslu Gelar Deklarasi Pemilu Damai
"Program Pak Anies di Jakarta membangun beberapa ratus kilometer trotoar, agar warga nyaman turun dari bus bisa menyambung ke MRT atau menyeberang jalan bisa aman, nyaman dan bersih. Bagaimana membangun tempat ketiga setelah rumah, kantor ya ruang publik yang egaliter ini. Aspek penting semangat kolaborasi, kebersamaan dan keikutsertaan. Sharing ekonomi ini mengikutsertakan warga, mempromosikan kebersamaan meski sudah banyak terobosan tapi harus didorong lagi," ungkapnya.
Lembong juga menyinggung terkait sepeda sharing yang sudah ada di kota-kota besar seperti New York Amerika dan London Inggris. Kedua tempat ini mengikutsertakan swasta sebagai pendana sehingga konsep kolaboratif bisa terwujud.
Baca Juga: Kemendikbudristek Dorong Pengembangan Talenta Siswa SILN Lewat Ajang KS2O 2023
"New York atau London punya bicycle sharing, bagaimana kita berbagi dan berkolaborasi. Pemerintah kota rekomen dan sponsor swasta korporasi membantu mendanai dan warga yang mengurangi kemacetan dan polusi kendaraan pribadi. Ini konsep sharing city. Masukan warga, pendapat masyarakat, peneliti, akademisi, sangat penting dan memoroti kegiatan. Perlu keseimbangan top down dan bottom up. Perlu pembuat keputusan top down tapi kolaborasi bottom up perlu juga dilakukan. Ini diterapkan Pak Anies saat berada di Jakarta," lanjutnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Lembong juga menyebut bahwa pendekatan kolaboratif sangat perlu dilakukan untuk menciptakan ekonomi adil merata. Ketika muncul dipadu keterbukaan akan masukan dari berbagai pihak, hal tersebut optimis untuk diwujudkan.
Baca Juga: BRI Menanam Bagian Bibit Pohon Buah
"Pendekatan kolaboratif ini paling optimal menghadirkan perekonomian adil dan merata, ada keikutsertaan masyarakat luas. Bagaimana berpapasan dan bergaul di tempat ketiga apakah trotoar, taman, gerbong MRT, bus. Ada kultur keterbukaan masukan dari pemangku kepentingan. Masyarakat, peneliti, media dengan keterbukaannya berkolaborasi," lanjutnya lagi.
Lembong cukup bangga menyampaikan bahwa di akhir kepemimpinan Anies Baswedan, indeks kemacetan Jakarta mengalami penurunan. Bahkan sempat berada di atas Tokyo Jepang yang menjadi salah satu kota besar dunia.
"Kita lihat kemacetan di Jakarta berkurang dari data GPS tomtom.com, di akhir periode peringkat sudah turun antara 35-40 di dunia dari tingkat kemacetan. Indeks bergerak, bahkan sempat mengalahkan Tokyo yang ternyata lebih macet dari Jakarta," tandasnya.
Baca Juga: Nasi Kucing Kuliner Khas Penuh Sarat Makna
Dalam dialog dengan mahasiswa, muncul pertanyaan dari Falah, salah satu wakil dari Hubungan Internasional UGM, yang menyinggung upaya mensukseskan Indonesia Emas 2045 dengan tidak hanya memikirkan Jawa sentris. Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan banyak kota yang harus pula berkembang bersama untuk menciptakan kondisi ideal.