Krjogja.com - SLEMAN – Keluarga memegang peran krusial dalam membentuk generasi muda yang memiliki jiwa toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. Melalui pendidikan sejak dini, anak diajarkan untuk memahami bahwa perbedaan, baik dalam agama, suku, maupun latar belakang lainnya, adalah kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar di hadapan seratusan perempuan dari perkumpulan Kebaya Metal yang berlangsung di Banyu Mili Resto, Rabu (11/12/2024). Dalam acara tersebut, Esti menekankan pentingnya pendidikan toleransi dalam keluarga.
"Indonesia tidak hanya memiliki satu agama yang diyakini masyarakat. Jangan larang anak-anak berkumpul dengan temannya hanya karena perbedaan agama. Hal ini penting untuk menanamkan nilai keberagaman sejak dini," ujar Esti.
Baca Juga: Masyarakat Harus Pahami Empat Pilar Literasi Digital
Empat Pilar Kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan landasan penting bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Sosialisasi Empat Pilar yang dilakukan Esti menjadi sarana untuk memperkuat pemahaman masyarakat, khususnya perempuan, tentang pentingnya nilai-nilai tersebut.
Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR RI, keluarga adalah tempat terbaik untuk memulai pendidikan keberagamaan dan toleransi. Pendidikan agama, yang bertujuan meningkatkan keimanan anak, harus disertai dengan pemahaman bahwa perbedaan bukanlah hal yang menakutkan.
"Jangan sampai anak diajarkan membenci penganut agama lain atau kelompok yang berbeda. Kebencian hanya akan merusak harmoni masyarakat," tegas Esti.
Pendidikan Keberagaman dalam Keluarga
Dalam diskusi kelompok yang menjadi bagian dari sosialisasi Empat Pilar, peserta diajak menggali persoalan yang sering muncul di lingkungan keluarga masing-masing. Salah satu fokusnya adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta berdiskusi tentang berbagai tantangan, seperti penyebaran ujaran kebencian di media sosial, diskriminasi terhadap kelompok tertentu, hingga cara mengajarkan anak menghormati perbedaan. Solusi yang ditawarkan meliputi penguatan komunikasi dalam keluarga, memperbanyak dialog antaranggota keluarga, serta menanamkan nilai positif melalui contoh nyata.
"Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar di rumah. Oleh karena itu, orang tua perlu menjadi teladan dalam bersikap toleran dan menghormati perbedaan," ujar salah satu peserta diskusi.
Keberagamaan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Keberagaman di Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga bersama. Dalam konteks ini, Empat Pilar menjadi panduan yang relevan untuk memastikan keberagaman tidak menjadi sumber konflik, melainkan pondasi yang memperkuat persatuan bangsa.
Esti menekankan, pendidikan toleransi tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga, tetapi juga lingkungan sekitar. Sekolah, tempat ibadah, dan komunitas perlu berperan aktif dalam mengajarkan pentingnya saling menghormati.
"Pancasila sebagai dasar negara kita sudah mengajarkan bagaimana hidup berdampingan dengan damai meskipun berbeda. Hal ini harus terus diinternalisasi dalam setiap aspek kehidupan," tambah Esti.