sleman

Kasus Stunting di Sleman Pada 2024 Alami Penurunan, Dari 4,51 Menjadi 4,41 Persen

Senin, 9 Desember 2024 | 14:39 WIB
Kepala Tim Kerja Gizi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinkes Sleman, Samsu Eko Suhartono ( Foto : Istimewa)

Krjogja.com - SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menunjukkan komitmen terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Di antaranya lewat keberhasilan dalam menurunkan angka kasus stunting dan penanganan masalah penyakit kesehatan jiwa.

Kepala Tim Kerja Gizi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinkes Sleman Samsu Eko Suhartono mengatakan, pihaknya mencatat kasus stunting pada 2024 sebesar 4,41 persen, atau turun dari tahun 2023 yang mencapai 4,51 persen.

"Saat ini angka stunting pada angka 4,41 persen, sudah jauh dari target dari angka nasional di tahun 2024 yakni 14 persen. Kita sudah zero stunting karena angkanya di bawah 5 persen," ujar Samsu, Jumat (6/12/2024).

Tren penurunan angka stunting terjadi sejak tahun 2021. Dari 51.513 anak bawah lima tahun (balita) yang dipantau sepanjang tahun 2024, kasus stunting ditemui pada 2.272 balita.

Baca Juga: Prediksi Myanmar vs Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Head to Head dan Susunan Pemain 

Upaya penuntasan dilakukan melalui kolaborasi dengan OPD terkait sehingga memberikan nilai tambah yang signifikan karena masyarakat membutuhkan pendekatan yang tepat dan kompeten dalam mengatasi stunting.

"Kita ada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan SK Bupati, dan ada tim hingga di tingkat kalurahan. Dilakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun di masing-masing kapanewon," jelasnya.

Fenomena stunting di Sleman, mayoritas terjadi pada keluarga yang tergolong mampu, yakni sebanyak 95 persen. Pemicu utama stunting yakni pola makan dan pola asuh yang kurang tepat, dengan ciri secara fisik, biasanya badannya pendek. Dari 17 kapanewon, masih ada 4 kapanewon yang angka stunting di atas 5 persen.

"Tahun ini dilakukan audit stunting di dua kapanewon sebagai sampel, yakni di Pakem dan Sayegan, ternyata pemicu stunting karena pola makan dan pola asuh yang kurang tepat, termasuk angka kehamilan tidak diinginkan terjadi kenaikan terutama yang berumur 19 tahun," terangnya.

Baca Juga: Gandeng BNNP DIY, SDN Ngupasan Yogyakarta Adakan Sosialisasi Antinarkoba untuk Siswa

Kesadaran pentingnya pencegahan stunting terus digencarkan, dengan memberikan edukasi soal penimbangan setiap bulan, menjaga pola makan dan pemeriksaan teratur bagi ibu hamil dan menyusui.

Sementara, dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan jiwa, Dinkes Sleman telah membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di setiap kapanewon dengan jemput bola.

Menurut Penelaah Teknis Kebijakan
Tim Kerja Kesehatan Jiwa Usia Produktif dan Lansia Dinkes Sleman, Jefri Reza Pahlevi, hingga akhir 2024, pihaknya telah menangani ribuan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

"Di tahun 2024 ini ada 2.924 ODGJ berat yang terdata, sudah 99,38 persen sudah terlayani dengan standar oleh teman-teman di Puskesmas," jelas Jefri.

Baca Juga: Santri Jalanan Lakukan Aksi Damai, Dukung Miftah Maulana Tak Mundur Jadi Utusan Presiden Prabowo

Halaman:

Tags

Terkini

Kampus Berdampak, Memperkuat Kontribusi Kemanusiaan

Jumat, 19 Desember 2025 | 15:57 WIB

Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Tutup Usia

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:15 WIB