Krjogja.com – SLEMAN – Perayaan maulid nabi di berbagai daerah di Indonesia memiliki berbagai kekhasan.
Kegiatan "ihtifal" tersebut lazimnya telah mengakar kuat sebagai tradisi masyarakat yang terwariskan turun-temurun.
Baca Juga: Pohon Sonokeling di Pekarangan Jadi Sasaran Pencurian
Tak terkecuali perayaan maulid nabi di Padukuhan Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Gamping, Sleman.
Daerah yang dikenal punya banyak pesantren ini memiliki tradisi maulid yang cukup unik.
Guna menyambut maulid, masyarakat Mlangi yang merantau ke luar kota biasanya akan "mudik" ke kampung asal.
Kemudian, secara serentak, masyarakat Mlangi melantunkan sholawat-sholawat maulid.
Mereka membaca maulid Syaraful Anam dengan iringan alat musik dan dibaca dengan langgam / nada gending Jawa.
Luar biasanya, perayaan tersebut dapat berlangsung selama tiga jam nonstop alias tanpa henti.
Bagi kalangan yang masih anyar, durasi tersebut mungkin terasa sangat lama.
Apalagi, dengan terus mendendangkan bacaan sholawat, para hadirin tentu bakal merasa lelah dan capek.
Namun, tidak bagi masyarakat Mlangi yang telah menjalaninya sejak belia.
Mereka dengan penuh sukacita menyambut datangnya hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.