Krjogja.com - KARANGANYAR - Masyarakat penghayat asal Karanganyar dan sekitarnya mengikuti upacara ruwatan Popo Sakkalir di Sapta Tirta Pablengan, Matesih, Minggu (28/5). Prosesi ruwatan dilakoni mulai potong rambut, mandi air tujuh rasa, membuang benda luar yang melekat di tubuh hingga wayangan.
Rombongan penghayat mengundang dalang khusus ruwatan dalam menuntaskan prosesi. Mereka adalah Nyai Ageng Ajang Mas Kenyowursito. Ia tak lain kakak kandung almarhum Ki Mantep Soedarsono.
"Ruwatan ini baru kali pertama digelar di Sapta Tirta Pablengan. Ada seratusan lebih peserta ruwatan Popo Sakkalir," kata Toni Hatmoko, pendamping komunitas masyarakat penghayat Kabupaten Karanganyar, Selasa (30/5).
Ruwatan massal diselenggarakan setelah komunitas ini menghelat empat kali sarasehan. Lokasi sapta tirta pablengan dipilih karena situs bersejarah dan memiliki kaitan erat dengan penghayat kepercayaan.
Toni mengatakan, kegiatan ini akan diselenggarakan rutin tiap bulan.
Dalam ruwatan itu, dalang ruwat memandikan jemaahnya baik usia tua, muda maupun anak-anak. Air dari sumber Sapta Tirta dipakai untuk menyucikan. Para penghayat berbalut kain mori saat dimandikan. Kemudian, pakaian maupun benda luar yang melekat di tubuh dibuang.
"Meruwat semua sukerto. Membuang energi negatif dan memasukkan energi poaitif. Prosesinya, air dari sumber dimantrai dalang ruwat. Saya sendiri masih banyak belajar ritual leluhur," katanya.
Tak sembarang lokasi dan waktu dapat dipakai meruwat. Menurut Toni, harus disesuaikan wuku. "Usai ruwatan fisik dilanjutkan wayangan dari pukul 16.00 WIB-24.00 WIB," katanya. (Lim)