Chikungu Serang Dua Kecamatan di Karanganyar

Photo Author
- Kamis, 18 Februari 2021 | 22:45 WIB
Petugas memeriksa jentik nyamuk di bak mandi warga. (foto:Abdul Alim)
Petugas memeriksa jentik nyamuk di bak mandi warga. (foto:Abdul Alim)

KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat 25 kasus Chikungunya dalam 1,5 bulan terakhir. Jumlah kasus tersebut tergolong tinggi.

"Baru awal tahun sudah banyak kasusnya. Masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk perlu lebih serius. Data yang dihimpun, dua kecamatan masuk endemis," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Karanganyar, Winarno kepada wartawan, Kamis (18/2).

Data dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karanganyar memperlihatkan ada 25 kasus chikungunya yang muncul mulai dari awal tahun hingga saat ini.

Kemunculan Chikunguya tersebut ada di Desa Wonolopo, Kecamatan Tasikmadu dan Lingkungan Temuireng, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar.

Winarno mengatakan ada pergeseran lokasi penyakit Chikungunya dibanding tahun lalu. Sebelumnya, penyakit Chikunguya banyak terjadi di Desa Suruh. Sementara kalau di Karanganyar, berada di Tegalasri dan Badranasri.

Penyebab munculnya chikungunya hampir sama dengan DBD. Sehingga masyarakat diminta supaya lebih menggiatkan gerakan PSN. Meski belum ada kasus kematian akibat Chikungunya, namun perlu menjadi perhatian bersama.

Menurut Winarno, merebaknya penyakit Chikunguya saat ini tidak disebabkan tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir. Karakternya mirip penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yakni demam berdarah. Alasannya, telur nyamuk tidak terlalu lama berada di tempat penampungan air yang ada di luar rumah.

Tim Dinas Kesehatan Karanganyar sudah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di dua wilayah tersebut. Hasilnya banyak ditemukan jentik nyamuk baik itu di dalam rumah maupun pekarangan seperti di bekas potongan bambu.

Hasilnya memperlihatkan bahwa di dua lokasi anyar tersebut memiliki standar pelaksanaan PSN di bawah 60 persen.

"Masih di bawah standar. Kalau PSN baik itu angka bebas jentik minimal 95 persen," Winarno.

Ditambahkan Winarno, efek yang ditimbulkan dari penyakit chikungunya adalah badan terasa lemas dan pegal-pegal. Sedangkan untuk dapat pulih kembali, penderita cukup istirahat. Efek yang ditimbulkan dari penyakit chikungunya cenderung tidak terlalu beresiko apabila dibandingkan dengan DBD. Kendati demikian, masyarakat tetap diimbau supaya lebih menggiatkan gerakan PSN. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X