SOLO, KRJOGJA.com - Pegiat Sosial, Diah Warih Anjari, mengaku prihatin dengan insiden Malam Midodareni Pengantin di Kampung Mertodranan, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020) malam. Diah Warih Andjari yang dikenal pegiat sosial menegaskan, masyarakat agar mempercayakan kepada pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus itu secara hukum.
DIWA, panggilan akrab Diah Warih menambahkan sudah sewajarnyalah bila Ormas Islam sebesar Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah langsung mengeluarkan suratnya berupa kecaman keras kejadian penganiayaan, sekaligus mendukung kinerja aparat kepolisian Kota Surakarta untuk bertindak tegas, terarah dan terukur demi terwujudnya suasana kondusif di Solo. "Sebenarnya bukan hanya sesama muslim saja, sesama orang lah, kalau ada permasalahan sebaiknya dibicarakan baik baik tidak perlu harus ada kekerasan yang malahan bisa menimbulkan rasa penyesalan di kemudian hari," tandas Diah Warih Anjari.
Ditegaskan DIWA, sapaan akrab Diah Warih Anjari, suasana Kota Solo di saat Pandemi Covid-19 yang sudah terpuruk kondisi ekonominya, kenapa harus dibebani lagi dengan permasalahan lainnya? Kalaupun harus ada masalah, bukankah tidak sebaiknya dibicarakan baik baik sekalian dicarikan bersama solusi jalan keluarnya. Bukan malahan main hakim sendiri yang justru merugikan banyak pihak. "Semoga saja, kejadian itu tidak ada kaitannya dengan masalah Pilkada Surakarta 9 Desember nanti. Ini sepertinya hanya kesalahpahaman saja. Tidak perlu dikaitkan dengan Pilkada mendatang yang sudah kondusif."katanya.
Seperti diketahui insiden penganiayaan menyebabkan tiga orang luka-luka terjadi Sabtu (8/8/2020) di Kampung Mertodranan, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Hajatan keluarga guna walimahan pernikahan untuk keesokan harinya atau malam Midodareni, ritual sakral adat budaya luhur Jawa yang seharusnya suasananya bahagia mendadak berubah menjadi insiden berdarah.
"Apalagi sesama muslim dan wong Solo yang terkenal dengan opo kabehe iso dirembug, semuanya bisa dibicarakan. Lha ini kenapa kok menjadi peristiwa main hakim sendiri?"ujar DIWA kepada wartawan di Posko Sahabat DIWA, Jalan Tentara Pelajar, Cengklik, Solo. Senin (10/8/2020).
Kalau saja, masih menurut penuturan DIWA, jika dalam pagelaran Malam Midodareni itu ada sesuatu yang kurang berkenan, bukannya bisa didatangi, silaturahmi secara baik baik sekaligus diutarakan apa yang menjadikan ketidak senangannya serta memberikan solusi jalan keluarnya. Bukan langsung hantam kromo, main hakim sendiri dengan berbuat keonaran. " Pastinya itu bukan perbuatan yang dicontohkan Nabi besar Muhammad SAW. Bukankah Islam melarang berbuat dzolim yang jelas merugikan banyak orang?" tegas DIWA.
Barang kali saja, ditambahkan DIWA, selama dalam ritual Malam Midodareni itu ada sesuatu yang kurang berkenan, tidak ada salahnya, ditegur, diberi pengarahan serta merta diluruskan, kalau saja ada yang menyimpang. Bukankah sesama muslim harusnya saling mengingatkan untuk perbuatan baik dan berpahala, menghindarkan perbuatan buruk dan kejahatan. " Tugas sesama muslim saling mengingatkan, ya sudah kalau tidak mau, ditinggal saja. Intinya, sudah mengingatkan. Bukan harus di dzolimi."
Apalagi kalau adanya perbedaan pemahaman. Diperlukan rasa kesabaran yang sangat tinggi. Hanya saja, agama Islam tetap mengedepankan musyawarah. Tidak merasa diri dan kelompoknyalah yang paling benar, sehingga yang lainnya dianggap salah dan harus diperangi. Kalau memang dugaan itu benar adanya, serahkan saja urusan kepada pihak yang berwajib. Negeri ini negara hukum. Biarlah negara yang mengurusnya.
"Yang pasti, kami salut dengan sikap NU dan Muhammadiyah, yang berharap sepenuhnya akan tindakan tegas aparat kepolisian Kota Solo," tandas Diah Warih Anjari, optimis polisi mampu menyelesaikannya.
Seperti yang diberitakan, Sabtu malam (8/8/2020), terjadi penyerangan dari kelompok intoleran terhadap tamu undangan Malam Midodareni Pengantin yang ada di Kampung Mertodranan, Semanggi, Solo. Ada tiga orang korban yang sekarang ini tengah menjalani rawat jalan lantaran kondisi kesehatannya mulai membaik. Polisi pun hingga kini masih melakukan penyelidikan dan penyidikan (Hwa).