830 Balita di Sragen Kekurangan Gizi

Photo Author
- Selasa, 8 Agustus 2017 | 13:58 WIB

SRAGEN, KRJOGJA.com - Sebanyak 830 balita dari total 64.654 balita di Kabupaten Sragen diketahui menderita kekurangan gizi. Angka gizi kurang sebesar 1,2 persen ini terbilang masih jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 19,6 persen.

Kabid Promosi Kesehatan (Promkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr Fanni Fandani mengatakan, masih banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat tidak lepas dari kesadaran orang tua yang masih kurang. Padahal selama ini petugas sudah berusaha maksimal dengan giat melakukan berbagai penyuluhan serta sosialisasi.

Menurut Fanni, faktor penyebab masih adanya balita kekurangan gizi di antaranya adalah pola asuh orang tua. Asupan gizi yang diberikan kepada balita belum memenuhi standar sehingga pertumbuhan balita melambat. "Biasanya lebih banyak karena faktor asupan gizi yang diberikan ke balita yang kurang. Makanya kami terus menggalakkan penyuluhan lewat posyandu," ujarnya kepada KRJOGJA.com, Selasa (08/08/2017).

Selain penyuluhan, jelas Fanni upaya untuk menekan gizi kurang adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT). PMT diberikan selama 60 hari untuk balita penderita gizi kurang. Jika masih belum tumbuh normal, maka PMT akan diberikan lagi sampai pertumbuhan balita normal. "Ciri-ciri balita penderita gizi kurang adalah berat badan dan tinggi badan yang tidak normal, dibawah pertumbuhan balita normal," jelasnya.

DIjelaskan Fanni, penyebaran balita gizi kurang di Sragen terbilang hampir merata di 20 kecamatan yang ada. Kalau dulu gizi kurang didominasi balita yang tinggal di pedesaan, saat ini di wilayah perkotaan juga didapati balita gizi kurang. "Jadi di perkotaan pun juga masih ada gizi kurang. Tentunya ini lebih dikarenakan faktor orang tua yang tidak memberikan gizi yang seimbang untuk anak," tandasnya.

Jika dikalkulasi, penderita gizik kurang di Sragen, tercatat terbesar berada di Kecamatan Kalijambe, Gemolong dan Mondokan. Wilayah Kecamatan Gemolong yang notabene adalah perkotaan dan masih banyak ditemukan gizi kurang menunjukkan bahwa faktor ekonomi bukan semata menjadi penyebab. Kesadaran orang tua akan pentingnya gizi buruk dirasa juga masih kurang. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X