WONOGIRI (KRjogja.com) - Ratusan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Wonogiri menolak program DLP (dokter layanan primer). Soalnya, kata mereka, ibarat bangunan rumah program tersebut tidak memiliki dasar atau pondasi yang namun dipaksakan untuk ditempati.
Hal tersebut terungkap dalam aksi damai IDI di gedung DPRD Wonogiri, Senin (24/10). Kedatangan ratusan dokter yang dipimpin Ketua IDI Wonogiri dr Martanto diterima Wakil Ketua Dewan Basriyono, Sekda Drs Suharno MMÂ dan kalangan anggota Komisi IV DPRD yang membidangi kesra, pendidikan dan kesehatan.
Menurut dr Martanto program DLP mencederai profesi dokter umum sehingga harus segera dihentikan segala bentuk sosialisasi program tersebut. "Kami minta segala bentuk sosialisasi DLP dihentikan karena sarat dengan pemaksaan," kata juru bicara IDI dr Ngadiyono.
Aksi demo damai IDI yang diawali di Alun-alun Giri Krida Bakti dan berakhir di gedung DPRD itu mengakibatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya pasien yang berobat terlantar. Pasalnya, dari ratusan anggota IDI yang berdemo itu terdapat sejuah dokter kepala rumah sakit, kepala Puskemas maupun tenaga dokter lainnya. (Dsh)