KARANGANYAR (KRjogja.com) - Belasan pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat kembali terjaring razia Sat Pol PP saat keluyuran pada saat jam belajar, Senin (10/10/2016). Ironisnya, mereka tak mampu menghafal bunyi sila Pancasila secara urut. Petugas juga mendapati benda mencurigakan milik seorang pelajar pembolos.
Total terdapat 13 siswa asal tiga sekolah di Karanganyar dan satu sekolah di Solo terjaring razia di sebuah warung makan tak jauh dari SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. Jumlah pelajar tertangkap razia ini belum termasuk yang melarikan diri dan bersembunyi di pekarangan warga.
Usai dikumpulkan di kantor Satpol PP, masing-masing didata kemudian diminta menulis alasan mangkir dari kegiatan belajar mengajar (KBM). Mereka juga diminta melafalkan bunyi sila Pancasila di hadapan guru kesiswaan, namun ternyata tak sedikit yang luput.
Seorang siswa berperawakan jangkung terlihat gugup sampai melafalkannya tidak urut dengan bunyi sila ketiga yang tertukar dengan sila keempat. Meski diminta mengulang, ia kembali membuat kesalahan serupa.
Sat Pol PP mengundang guru sekolah tempat belajarnya untuk menjemput dan menyaksikan penandatanganan berita acara dan surat pernyataan. Selain itu, guru kesiswaan mengamankan sebuah action cam berikut monopod-nya.
“Di dalamnya belum saya lihat. Biar pihak guru saja yang memastikan rekaman tidak menjurus ke hal-hal negatif. Bisa jadi, action cam itu dipakai mengintip perempuan mandi. Untungnya, micro SD masih tertancap di kamera dan tidak disembunyikan,†ujar Wahyu, salah seorang anggota Satpol PP kepada guru yang hadir.
Kasi Penegakan Perda Kantor Satpol PP, Bina Febrianto mengaku sengaja menyasar pelajar bolos dalam operasi rutin penegakan Perda No 26/2015 tentang Penyelenggaraan Trantib. “Patroli diarahkan ke tempat nongkrong anak-anak itu. Ini bagian dari pelaksanaan Perda No 26/2015,†katanya. (R-10)
