Krjogja.com - SOLO - Kematian mendadak sering terjadi dan sering pula disalah artikan sebagai penyebabnya. Ada yang menyebut masuk angin kasep atau angin duduk, kemudian ada pula yang menyebut penyebabnya asam lambung.
Yang terakhir itu semakin sering disebut masyarakat awam. Karena pasien mengeluh ulu hatinya sakit dan ketika dikeroki terasa agak enak. Namun beberapa anggapan penyebab kematian mendadak itu oleh Prof Dr dr Trisulo Wasyanto, dinyatakan tidak benar.
Baca Juga: PSIM Lebih Diuntungkan Ketimbang Persiraja
Dr Trisulo yang mendapat gelar guru besar ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini menjelaskan sesungguhnya yang menjadikan penyebab kematian tiba-tiba adalah serangan jantung mendadak.
Memang masyarakat awam menyebut sebagai 'masuk angin kasep, serangan angin duduk.' Karena terjadi kematian tiba-tiba pada orang yang kelihatannya tidak sakit. Malah kadang sedang melakukan aktivitas olahraga lainnya.
Baca Juga: Gus Iqdam Berikan Amalan Bulan Rajab Pembawa Rezeki, ST Nyell Wajib Catat
Ia menyebutkan serangan jantung mendadak menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Kebanyakan kematian pasien karena keterlambatan berobat ke dokter atau rumah sakit. "Karena ya itu tadi, dikira masuk angin saja atau sakit maag, cukup dikeroki," katanya.
Pasien yang datang ke rumah sakit biasanya sudah kerokan, karena merasakan nyeri dada sampai punggung atau ulu hati. Ketika dikerok dirasa entheng. Padahal rasa nyeri sebenarnya akibat adanya penyempitan diameter pembuluh koroner, sehingga aliran darah ke otot jantung (arteri koroner) tersumbat.
Prof Dr dr Trisulo Wasyanto, SpJP (K) FIHA, FAPSC, FAsCC. dari Fakultas Kedokteran akan dikukuhkan bersama tiga guru besar yang lain, Selasa (16/1). Ia masing masing Prof Dr Peduk Rintayati MPd dan Prof Dr Indah Widiastuti ST MEng dari dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Prof Dr Sc Agr Ir Rahayu SP MP dari Fakultas Pertanian (FP). (Qom)