Krjogja.com Solo -Kementerian Kesehatan RI segera mengumumkan hasil investigasi terhadap kasus perundungan atau bullying dibalik kematian dokter Aulia Risma Lestari. Aulia, mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).
"Pekan depan akan diumumkan secara resmi oleh pak Menteri hasil investigasi secara keseluruhan," jelas Dr Syahril Mansyur, juru bicara Kementerian Kesehatan RI usai mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) 2024 di Tower, Sabtu (31/8).
Menurutnya, Kemenkes telah menelusuri tanda-tanda yang ditemukan dari buku harian dr Risma. Pertama ke residennya baik seangkatan, yunior dan seniornya. Kemudian dosen atau staf pengajarnya dan pegawai rumah sakit atau manajemen rumah sakit.
Baca Juga: Harapan Signifikan dalam Olahraga Bola Basket Kursi Roda di Paralimpiade Paris 2024
"Semua ditanya untuk mengungkap adanya keterkaitan dengan buku harian dr Risma. Hasilnya akan diumumkan nanti," tutur dr Syahril Mansyur.
Dari hasil investigasi itu akan diketahui siapa saja yang terlibat dan apa hukumannya, ringan, sedang, berat.
Kalau berat hukumannya bisa sampai dikeluarkan. Misalnya residennya dia akan dikembalikan ke fakultas, kalau pelakunya pihak rumah sakit, direkturnya akan digreding. Kemenkes telah mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan terhadap pencegahan dan penanganan agar tidak terjadi perundungan di rumah sakit.
Munas Keluarga Alumni Fakultas Kedokteran UNS diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai angkatan. Ketua Keluarga Alumni, dr Sri Pratomo SpB FinaCS FICS meminta agar alumni terus memperjuangkan diri dalam keilmuan, meningkatkan softkil dan etika. Selain itu menyakut IQ dan mengenali robotik. Karena dunia kedokteran ke depan akan banyak memanfaatkan robotik.
Baca Juga: Pemprov Jateng Ingatkan Adanya Ancaman Gempa Megathrust
"Semua data pasien dimasukkan, robotik bisa menangani pasien dengan tingkat kesalahan 0,8 persen. Karena robotik lebih presisi," jelas dr Sri Pratomo. Dalam pembukaan Munas menampilkan keynote spech Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Dr Gufron Mukti MSc PhD tentang Peluang dan Tantangan Pelayanan Kesehatan non JKN.-(Qom)