Krjogja.com - SRAGEN - Sebuah program unggulan bertajuk Revolusi Religi untuk Sukowati diterapkan di SD Negeri 1 Gesi, Sragen. Program ini bertujuan membangun generasi berkarakter kuat, religius, dan berakhlak mulia.
Inovasi ini merupakan implementasi pendidikan agama yang tidak hanya bersifat formal, namun menyatu dengan rutinitas dan pembiasaan harian siswa. Program ini digagas sebagai solusi atas minimnya internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan siswa, sekaligus menjawab tantangan lemahnya sistem pembinaan karakter religius yang berkesinambungan.
Melalui pendekatan menyeluruh, kegiatan seperti muroja’ah pagi setiap hari, setoran hafalan kepada guru Bimbingan Tilawah Al-Qur’an
(BTA), hingga MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) rutin dilaksanakan.
Inovasi ini turut diperkuat dengan kegiatan tahunan Wisuda Tahfidz, sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian siswa dalam menghafal Juz 30 dan doa-doa harian.
"Kami tidak hanya ingin mencetak siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara spiritual dan memiliki akhlak santun. Melalui Revolusi Religi ini, siswa kami dibiasakan hidup dengan nilai-nilai Islam dalam praktik keseharian, bukan sekadar hafal teori," ujar Tri Wahono, SPd SD, Kepala SDN Gesi 1 Sragen, Selasa (29/7/2025).
Baca Juga: Pasca Digeledah Kejati DIY, Layanan Diskominfo Sleman Berjalan Normal
Menurutnya, kolaborasi antara guru kelas, guru Pendidikan Agama Islam (PAI), dan guru BTA menjadi kekuatan utama program ini. Setiap pihak memiliki peran strategis dalam memantau, membimbing, serta mengevaluasi progres hafalan dan pembentukan karakter siswa.
Program ini juga mendorong keterlibatan aktif orang tua melalui kegiatan Wisuda Tahfidz yang penuh makna. Tidak hanya sebagai seremoni, tetapi sebagai bukti nyata kolaborasi antara sekolah dan rumah dalam membangun fondasi keimanan anak sejak usia dini.
Revolusi Religi untuk Sukowati bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan edukatif yang membumi, menyentuh kebutuhan spiritual siswa, dan memberi dampak jangka panjang terhadap pembentukan pribadi yang berakhlak. "SDN Gesi 1 membuktikan bahwa sekolah dasar mampu menjadi benteng akhlak sekaligus pusat pembinaan religius yang berkesinambungan," tandas Tri.
Dengan inovasi ini, pendidikan agama diharapkan bukan hanya menjadi mata pelajaran, tetapi menjadi gaya hidup yang terinternalisasi dalam setiap aktivitas siswa baik di lingkungan sekolah maupun rumah. (Sam)