Korban MBG di Sragen 251 Orang, 5 Dirawat

Photo Author
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 13:00 WIB
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas sidak di dapur SPPG Gemolong (foto:said masykuri)
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas sidak di dapur SPPG Gemolong (foto:said masykuri)

Krjogja.com - SRAGEN - Jumlah korban keracunan makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Gemolong, Sragen, terus bertambah. Data terakhir, korban tercatat 251 orang, dan 5 di antaranya dirawat di RSUD Gemolong.

Kabid Pelayanan dan Penunjang RSUD Gemolong, dr Mayasari Ayu Hendrawati MM dikonfirmasi Rabu (13/8/2025) mengatakan, pasien yang dirujuk ke IGD RSUD Gemolong berjumlah total 10 siswa. Setelah dilakukan observasi, 5 di antaranya harus rawat inap, sementara sisanya rawat jalan.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Silaturahmi ke Kediaman Mantan Wapres Try Sutrisno

Menurutnya, pasien yang masuk ke IGD tersebut adalah para siswa SMP dan SMP dari berbagai sekolah di Gemolong yang mendapat jatah MBG. Keluhannya hampir sama yakni mual, muntah dan diare. "Jadi setelah diobservasi, rata-rata keluhannya sama setelah makan jatah MBG di sekolah. Ada yang diare ringan sampai diare berat," jelasnya.

Secara umum, lanjutnya, kondisi para siswa yang dirujuk tersebut berangsur membaik. Diharapkan kondisi ini terus bertahan dan para siswa yang masih dirawat bisa segera normal dan kembali ke sekolah secepatnya.

Sementara, menyusul insiden dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dan guru tersebut, Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) langsung meninjau kondisi di Gemolong dan mengecek lokasi dapur Dapur SPPG Mitra Mandiri, tempat makanan tersebut diproduksi.

Baca Juga: Tidak Dapat Formasi Aliansi Honorer Non Data Base R4 Sukoharjo Tuntut Diangkat PPPK Paruh Waktu

"Hari ini kami mendapatkan laporan bahwa ada gejala-gejala keracunan di SD dan SMP di Gemolong, seperti mual, sakit perut melilit, hingga muntah. Intinya dugaan keracunan," ujar Bupati Sigit.

Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan di lapangan, Bupati Sigit mengambil kebijakan tegas untuk menghentikan sementara distribusi MBG dari penyedia tersebut selama dua hari ke depan. Hal ini dilakukan untuk mengamati perkembangan gejala yang mungkin masih timbul pada korban.

Untuk mengantisipasi adanya korban baru, Puskesmas Gemolong disiagakan selama 24 jam penuh. "Kita siagakan puskesmas respons cepat 24 jam. Mengantisipasi ada masyarakat yang bergejala, mudah-mudahan tidak ada," tambah Bupati.

Sampel makanan dengan menu nasi kuning, ayam suwir, susu, dan orek telur suwir yang dibagikan pada 11 Agustus, telah dikirim ke laboratorium di Semarang untuk diuji. "Hasilnya tunggu beberapa waktu," kata Bupati Sigit.

Terkait penyebabnya, Bupati Sigit menekankan pentingnya investigasi mendalam. "Kita tidak bisa membuat satu kesimpulan tertentu. Kita perlu mendalami apakah problemnya ada di bahan baku, penyajian, atau prosesnya," jelasnya.

Sigit menambahkan bahwa pihaknya juga akan melaporkan insiden ini ke pemerintah pusat dan berupaya memperbaiki sistem pengawasan agar MBG di mana pun aman dan bergizi bagi anak-anak.

Meskipun jumlah korban cukup banyak, Bupati Sigit memastikan kondisi mereka stabil dan tidak ada yang memerlukan rawat inap. Mereka sementara diliburkan dari sekolah untuk memulihkan kondisi. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X