Korban Diduga Keracunan MBG di Karanganyar Terus Bertambah, Dinkes: Sudah 168 Siswa Alami Gejala

Photo Author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 17:45 WIB
SPPG Popongan diskorsing usai pengonsumsi MBG keracunan ( (foto:Abdul Alim) )
SPPG Popongan diskorsing usai pengonsumsi MBG keracunan ( (foto:Abdul Alim) )

Krjogja.com - KARANGANYAR – Jumlah korban dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Karanganyar terus bertambah. Berdasarkan penelusuran terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, hingga Selasa (7/10/2025), tercatat sebanyak 168 pelajar mengalami gejala seperti mual, sakit perut, dan pusing setelah mengonsumsi menu santapan yang dibagikan di sejumlah sekolah.

Data tersebut meningkat tajam dibanding laporan awal, di mana hanya belasan siswa yang dilaporkan mengeluh sakit. Dari total korban, 12 siswa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena gejala keracunan makanan.

Plt Kepala Dinkes Karanganyar Yopi Eko Jatiwibowo, menjelaskan bahwa lonjakan angka ini terungkap setelah pihaknya menerima laporan dari para bidan wilayah, terutama dari Kelurahan Popongan dan Kelurahan Gedongan.

Baca Juga: Ini Dia Jadwal Pemadaman Lisrik Pada 09, 10, 15, 22 Oktober 2025 DIY, Mungkin Ada di Wilayahmu?

“Kami menerima laporan bahwa 168 siswa datang berobat dengan keluhan mules dan pusing. Itu data yang kami himpun hingga saat ini,” ujar Yopi kepada wartawan, Rabu (8/10/2025). 

Sementara itu, Ketua Satgas MBG Karanganyar, Adhe Eliana, mengonfirmasi bahwa 12 siswa dirawat inap di rumah sakit. Namun ia menekankan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah penyebab pasti keracunan berasal dari menu MBG.

“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Jangan dulu menyimpulkan bahwa ini murni karena MBG, karena beberapa siswa juga mengikuti kegiatan luar sekolah seperti camping,” kata Adhe.

Baca Juga: Upacara Dies Natalis ke-43 Universitas Widya Mataram: Revitalisasi UWM Menuju Perguruan Tinggi Unggul dan Berkarakter

Salah satu kasus terjadi pada seorang siswa yang mulai mengalami gejala pada Sabtu (4/10/2025), dua hari setelah menyantap menu MBG. Namun, Adhe menyebut rentang waktu tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan gejala klinis umum keracunan makanan, yang biasanya muncul dalam 12 hingga 24 jam.

Adhe mengatakan SPPG Popongan yang bertugas memasak dan mendistribusi MBG ke para korban keracunan makanan, diskorsing. Operasionalnya dihentikan selama pemeriksaan masih berlangsung. 

Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada kualitas dapur penyedia makanan MBG. Hingga saat ini, dari total 36 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Karanganyar, baru 8 yang telah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Baca Juga: Christiano Sempat Berupaya Injak Rem Mobi Tapi jarak Terlalu Dekat

Koordinator Wilayah SPPG Karanganyar, Agung Wicaksono, mengatakan proses sertifikasi masih berlangsung, termasuk pengujian air dan sanitasi lingkungan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup.

“Yang lain masih dalam proses verifikasi. Ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keamanan pangan bagi ribuan siswa,” ujarnya. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X