Krjogja.com - KARANGANYAR – Di tengah derasnya arus teknologi digital yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan anak-anak, Anita Nugraheni S.Pd seorang guru SDN 01 Gedongan Kabupaten Karanganyar, menghadirkan program inovatif untuk mengajarkan cara penggunaan media digital yang aman dan sehat di lingkungan sekolah.
Anita bukan sosok asing di dunia pendidikan. Ia dikenal sebagai guru berprestasi yang aktif mengembangkan pembelajaran tematik berbasis teknologi.
Pada tahun 2024, ia meraih Juara 1 Lomba Inovasi Pembelajaran Berdiferensiasi Guru PAUD–SMA/SMK Tingkat Provinsi Jawa Tengah melalui karyanya bertajuk “Si Kaya Hati” (Indonesia Kaya Hayatinya).
Inovasi ini mengintegrasikan berbagai aplikasi digital dalam proses belajar dan asesmen, bahkan dilengkapi dengan film animasi 3D berbasis AI.
Namun, lebih dari sekadar pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, Anita kini mendorong edukasi literasi digital sehat bagi siswa. Program ini menekankan pentingnya penggunaan gawai secara bijak, pengaturan waktu layar, hingga menjaga kesehatan fisik dan mental anak.
Baca Juga: Ada Nicholas Saputra, ‘A Day of Purity’ Ajak Masyarakat Kembali ke Kemurnian
“Anak-anak hidup di era digital. Tugas kami sebagai pendidik bukan melarang, tapi mengarahkan mereka agar teknologi digunakan secara sehat dan produktif,” ujar Anita, Senin (13/10)
Sekolah tempat Anita mengajar pun menyambut baik langkah tersebut. Program edukasi digital sehat ini akan dijadikan agenda rutin sekolah, dengan melibatkan puskesmas dan orang tua. Tujuannya agar pemahaman tentang penggunaan media digital yang aman tidak berhenti di ruang kelas, tetapi juga diterapkan di rumah.
“Kami berharap anak-anak mulai mengubah kebiasaan kecil, seperti menjaga jarak pandang saat menonton, tidur tepat waktu, dan memilih makanan yang lebih sehat,” tambah Anita.
Selain itu, Anita juga dikenal dengan inovasi “Gosite Combo” (Google Site Collaborative Menyenangkan dan Berbobot) yang ia kembangkan pada 2023. Media pembelajaran ini memadukan flipbook, video interaktif, QR code materi, serta game edukatif untuk mendukung keberagaman kebutuhan belajar siswa, sekaligus melatih mereka mengenal teknologi secara bertanggung jawab.
Dengan program ini, Anita berharap literasi digital tidak hanya menjadi keterampilan, tetapi juga bagian dari gaya hidup sehat dan aman bagi anak-anak. (Lim)