Teladani Raden Mas Said, Ratusan Siswa Bharata dan Mangunan Yogyakarta Gelar Napak Tilas dan PASPENA

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 17:00 WIB
Kegiatan SMP Kebangsaan Bharata (foto: Abdul Alim)
Kegiatan SMP Kebangsaan Bharata (foto: Abdul Alim)

Krjogja.com - KARANGANYAR – Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan dan Hari Ayah, SMP Kebangsaan Bharata menggelar kegiatan Napak Tilas Perjuangan Raden Mas Said selama tiga hari, Rabu–Jumat (5–7/11).

Kegiatan ini menjadi bagian dari program khas sekolah, Pasukan Penolong Ayah (PASPENA), yang terintegrasi dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Asrama Dua Malam (ASDULAM).

Baca Juga: Bakesbangpol Banyumas Gelar Peningkatan Solidaritas di Baturraden

Menariknya, kegiatan ini juga diikuti oleh peserta tamu dari SMP Eksperimental Mangunan Yogyakarta yang telah empat kali berpartisipasi. Tahun ini, mereka mengikuti dua program khas Bharata sekaligus, yakni PASPENA dan ASDULAM.

Kepala SMP Kebangsaan Bharata, Gregorius Gresi Raja, menyampaikan bahwa napak tilas bukan sekadar kegiatan mengenang sejarah, tetapi juga pembelajaran karakter yang langsung dirasakan siswa di lapangan.

“Peserta diajak meneladani semangat perjuangan Raden Mas Said dengan cara bekerja, berempati, dan bergotong royong bersama masyarakat. Mereka turun ke sawah, membantu petani menanam dan memanen padi, sekaligus belajar menghargai kerja keras orang tua,” ujar Gress.

Baca Juga: Ini Nama-nama Pemenang Lomba Baca Puisi Anak Festival Literasi Kulonprogo 2025

Pada hari pertama, peserta menyusuri jejak perjuangan Pangeran Sambernyawa di Desa Kedawung, Kecamatan Jumapolo. Hari-hari berikutnya diisi dengan kegiatan nyata di lahan pertanian di lima lokasi: tiga dusun di Wates untuk mencangkul dan panen, Dusun Tengklik untuk menanam padi, dan Dusun Dawung membantu petani memanen hasil bumi.

Sebanyak 130 peserta terlibat dalam kegiatan ini, terdiri atas siswa, guru pendamping, serta peserta dari Mangunan. Selama tiga hari, mereka tidak diperbolehkan menggunakan ponsel agar fokus pada kebersamaan dan refleksi.

“Awalnya mereka hanya ingin menginap satu malam, tapi akhirnya setuju dua malam karena merasakan maknanya. Di lapangan, banyak yang kepleset, kehujanan, bahkan jatuh di sawah, tapi mereka menikmati prosesnya. Di situlah nilai perjuangan dan kebersamaan tumbuh,” tutur Gress.

Setiap malam, peserta mengikuti sesi refleksi untuk memaknai pengalaman mereka selama kegiatan. Banyak siswa mengaku bangga dan bersyukur bisa belajar langsung dari alam, sekaligus memahami arti perjuangan dan kerja keras.

Kegiatan Napak Tilas dan PASPENA ini menjadi agenda rutin setiap bulan November, menjelang Hari Pahlawan dan Hari Ayah. Puncak acara akan diisi dengan upacara bendera dan momen sungkeman kepada guru sebagai simbol penghormatan kepada sosok “penolong ayah” pada Jumat (7/11).

“Ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk nyata kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan siswa dalam menanamkan karakter cinta tanah air serta hormat kepada orang tua,” pungkas Gress. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X