Krjogja.com - SRAGEN - Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Bukuran 1 dan 2, Kecamatan Kalijambe, Sragen, mendapat edukasi anti-bullying di Pendapa Omah Pintar desa setempat Jumat (12/12/2025). Edukasi yang juga diikuti guru pengajar ini diprakarsai oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Bukuran dan Paguyuban Sedulur Sragen Bersatu (SSB).
Kegiatan digelar sebagai upaya pencegahan dini terhadap kasus perundungan di lingkungan sekolah. Pakar Hukum Pemerhati Perempuan dan Anak, Muhtar SH yang hadir selalu narasumber menekankan pentingnya pendidikan dini di tingkat SD. "Kami ajarkan tiga hal dengan membiasakan tiga kata, yakni terima kasih, maaf, dan tolong. Kemudian juga mendorong anak menghargai perbedaan," ujar Muhtar.
Pihaknya juga mengusulkan agar setiap sekolah membentuk Duta Anti-Bullying. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kader di lingkungan sekolah yang dapat membantu mengurangi tindakan perundungan, mengingat kasus-kasus anak yang cenderung tinggi. "Kita mulai dari Bukuran Kalijambe ini dan mencoba ke wilayah lainnya," tambahnya.
Kepala Desa (Kades) Bukuran, Heriyanto menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk antisipasi aktif dari pemdes bekerjasama dengan pihak perlindungan anak. "Alhamdulillah kegiatan edukasi anti-bullying menyasar anak-anak bisa digelar. Jadi diharapkan tidak ada lagi membully sesama teman, tidak ada pertengkaran dan semua baik-baik saja," ujarnya.
Dia berharap Desa Bukuran dapat menjadi percontohan di Kabupaten Sragen dalam mengedukasi anak sejak dini. "Harapan kami bisa menjadi percontohan di Kabupaten Sragen dalam hal mengedukasi anak-anak mulai dini sebagai generasi penerus bangsa. Tolak ukur generasi penerus adalah anak-anak kita," tegas Kades.
Heriyanto bersyukur sejauh ini kasus menonjol terkait bullying belum terjadi di wilayahnya. Kegiatan ini adalah bentuk pencegahan agar Bukuran bebas dari perundungan.
Sementara itu, petugas Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Sragen, Tini Hastanti menyambut baik sinergi antara PPA, Desa Bukuran, dan SSB. "Ini sinergi PPA dengan Desa Bukuran dan SSB. Kami selalu hadir terkait pengaduan atau kasus di Sragen khususnya mulai desa, kecamatan, terutama setelah ada UPTD PPA, kami akan lebih bekerja keras," jelas Tanti.
Dia mengingatkan bahwa kasus perundungan diibaratkan fenomena gunung es, di mana banyak kasus yang tidak terdeteksi. "Intinya kami sambut baik dan komitmen bersama untuk anak-anak demi Indonesia Emas 1945," tambahnha. (Sam)