KRjogja.com - SRAGEN - Sejumlah wali murid berbagai sekolah di Kecamatan Gondang, Sragen memprotes menu makan bergizi gratis (MBG) yang dinilai tidak layak. Selain kandungan gizi yang kurang, menu yang disajikan ditaksir hanya sekitar Rp 5.000/porsi.
Padahal anggaran MBG dari pusat per porsinya Rp 8.000-Rp 10.000. Para wali murid mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) mengevaluasi satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Gondang 1 yang mendistribusikan MBG tersebut.
Salah satu wali murid sekolah swasta di Gondang Sragen, RW mengatakan, menu MBG yang disajikan selama ini sangat minim dan kurang layak. Seperti kentang dan buah jeruk, itupun jeruknya hanya kecil dan rasanya kecut. "Menunya kentang dan buah jeruk kecil, itupun kecut akhirnya tidak dimakan. Kami sempat protes ke sekolah, dan setelah diprotes, ada perbaikan menu. Tapi itu cuma sehari dan makin kesini menunya kembali ke 'setelan pabrik'," ujarnya Senin (24/11/2025).
Baca Juga: Pulihkan Kondisi Fisik dan Mental, Manajemen PSS Beri Libur Pemain 10 Hari
Menurutnya, kalaupun ada variasi menu yang disajikan, juga kurang disukai sama anak-anak. "Pernah menunya variasi ayam goreng, tapi dagingnya keras dan akhirnya tidak dimakan," jelas wali murid SD IT Al-Jabar Gondang Sragen ini.
Dia mengaku sudah menyampaikan masukan terkait menu melalui akun ID SPPG Gondang 1. Namun masukan tersebut tidak direspon oleh pihak pengelola SPPG. "Logikanya sumber dananya sama tapi satu kabupaten terjadi perbedaan menu yang sangat signifikan. Berbeda dengan SPPG lain, menu di Gondang kebanyakan tahu atau tempe dan telur, itupun paling baru tiga kali. Kalau digoreng, telurnya orak-arik jadi satu butir telur bisa dibagi untuk beberapa porsi. Beda sama telur ceplok l, satu orang satu butir telur," katanya menjelaskan
Menurutnya dalam satu pekan sekali ada sekali menu kering. Dari menu tersebut ada roti dan buah. "Pernah rotinya kalau saya beli di pasar harganya cuma Rp 3000 sama pisang. Pisangnya juga mentah dikasih plastik dibawa pulang siswa. Sama jeruk, itupun kecil seperti jeruk buat wedang. Kalau di SPPG lain saya lihat menunya burger, kadang sandwich kadang roti bakar," tambahnya.
Baca Juga: Wabup Kulonprogo Ambar Purwoko Ber-KTA Ganda, Terancam Dicabut
RW mengatakan selama berlangsung MBG di sekolah anaknya belum pernah ada menu ikan. Paling sering ayam goreng, telur orak-arik, tahu tempe. "Kalaupun ayam potongannya kecil, paling satu ekor jadi 16 potong itu. Seringnya seperti, kalau ikan belum pernah. Dari orang tua ada yang protes itupun kena tegur karena tidak lewat sekolah dulu nanti SPPG ditegur. Tapi nyatanya kalau tidak protes ke kabupaten jug tidak direspons," tandasnya.
Sementara, Anggota DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto membenarkan perihal banyaknya protes menu MBG di sekolah yang disuplai SPPG Gondang 1. Ia mengaku setiap hari wali murid mengirimkan menu MBG ke nomor WhatsApp-nya.
Politisi Partai Nasdem itu juga menyoroti Hotline MBG Pemkab Sragen yang tidak dapat merespons keluhan masyarakat. Menurutnya Hotline itu harusnya selalu merespons keluhan masyarakat perihal program MBG. "Buat apa dibuka hotline aduan kalau tidak bisa merespon laporan masyarakat. Kalau begitu langsung laporan ke BGN saja, atau buat laporan ke medsos saja. Karena pengelola juga tidak merespons saat kami mengeluhkan program MBG," kata Bambang Pur sapaan akrabnya.
Baca Juga: Truk Terguling Seorang Penumpang Tewas di Lokasi Kejadian
Anggota DPRD dari Gondang Sragen ini juga menyebut SPPG Gondang 1 menyalahi administrasi. Salah satunya lokasi yang tidak sesuai map di Kecamatan Gondang.
"SPPG Gondang 1 itu portalnya sebenarnya di Kecamatan Gondang tapi dibangun di Kecamatan Sambungmacan. Jelas ini tidak dibenarkan, tapi kok bisa beroperasi. Itu pelanggaran administratif sebenarnya," tandasnya sembari mendesak BGN uuntuk melakukan evaluasi terhadap SPPG Gondang 1. (Sam)