Krjogja.com - SRAGEN - Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sambirejo, Sragen memastikan tidak ada ketegangan atau bentrok sesama anggota PSHT. Permasalahan dualisme kepengurusan justru dinilai sudah selesai di tingkat daerah.
Deni Fadillah Rahman selaku Pengurus PSHT Pusat Madiun Ranting Sambirejo (P17) mengatakan, sejauh ini tidak ada bentrokan sesama pendekar di wilayahnya seperti ramai diberitakan. "Kami pastikan wilayah Sambirejo tetap aman, kondusif, dan terkendali. Tidak seperti yang ramai diberitakan di media," ujarnya Rabu (26/11/2025).
Baca Juga: Tanggapi Polemik, Waketum PBNU Amin Said Husni Minta Kedepankan Islah
Pernyataan ini disampaikan Deni saat menggelar pengumuman Surat Keputusan (SK) Ketua Ranting terpilih yang dibarengi dengan agenda rutin Khataman dan Sholawatan di Padepokan PSHT Sambirejo, bekerja sama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Bayanan.
Deni mengklaim, kegiatan Parapatan Ranting di Kantor Kecamatan Sambirejo yang disebut sempat memicu gejolak, berlangsung kondusif bahkan melebihi ekspektasi panitia dari sisi kehadiran. Kehadiran Muspika yang lengkap dalam acara tersebut, menurutnya, menjadi bukti bahwa tidak ada masalah atau surat keberatan yang diterima oleh pihak kecamatan.
Jika sebelumnya PSHT Cabang Sragen menuntut ketegasan dari aparatur negara jika ada yang menggelar kegiatan ilegal mengatasnamakan PSHT, Deni justru menyatakan bahwa masalah legalitas sudah tuntas di tingkat daerah.
Baca Juga: Paxel Raih Predikat Aplikasi Harian Terbaik Google Play 2025
Deni mengklaim bahwa SK Kemenkumham yang menjadi dasar hukum organisasinya telah dikirimkan ke Badan Kesbangpolinmas Sragen sejak tiga tahun lalu, jauh sebelum isu badan hukum ini ramai. "Itu sudah terdaftar, satu-satunya yang terdaftar di Sragen ya cuma PSHT Pusat Madiun," klaim Deni.
Pihaknya mendorong pihak-pihak lain yang mengklaim memiliki legalitas untuk membawa dokumen mereka ke Kesbangpolinmas agar dapat diaudiensikan bersama dan mendapatkan kepastian hukum, alih-alih hanya berpolemik di tingkat kecamatan atau kelurahan.
Lebih lanjut, Deni menegaskan bahwa perebutan keabsahan organisasi tidak menarik bagi akar rumput di Sambirejo. Menurutnya, masyarakat lebih fokus pada kontribusi PSHT.
"Masyarakat Sambirejo ini sebenarnya tidak terlalu peduli kok ini siapa, ini siapa. Mereka ingin bagaimana PSHT bisa Dharma untuk masyarakat," katanya.
Ia mencontohkan berbagai kegiatan bakti sosial, kurban, hingga pengadaan acara yang memberdayakan UMKM lokal sebagai wujud Fastabiqul Khairat. "Kami tidak akan menuruti pihak-pihak yang mungkin mengklaim dirinya paling sah. Silakan itu berproses. Kami anggap itu sebuah angin sajalah," tambah Deni. (Sam)