Namun, keberuntungan bagi Rifaldy hanya berhenti sampai disitu. Konsentrasi yang terpecah, justru harus membuatnya gagal di dua kegiatan tersebut. Ia kalah dalam lomba esai, dan asanya menjadi mahasiswa kedokteran UI juga harus kandas.
Dalam titik tersebutlah Rifaldy akhirnya mulai tersadar bahwa dirinya mungkin tak berjodoh dengan Kedokteran. Kegagalan dan kengototan idealismenya, ia jadikan pengalaman berharga untuk mendaftar di jurusan apapun yang masih dibuka. Termasuk, mendaftarkan diri dalam ujian Mandiri POSK UNHAS, seleksi beasiswa ke Universitas Sains Malaysia, hingga dinyatakan diterima menjadi mahasiswa Universitas Musamus Merauke.
Namun, semua kesempatan itu kemudian ditepikan ketika Universitas Negeri Yogyakarta menerimanya di program studi Pendidikan Fisika. Bagi Rifaldy, keakrabannya dengan Fisika dan keinginannya untuk belajar di Yogyakarta sejak pertamakali mendambakan kedokteran UGM, membuatnya memutuskan untuk berfokus dan melengkapi persyaratan jurusan tersebut. (Ilham Dary Athalah)
Sayang, kurang satu langkah lagi, ia ditolak masuk Jurusan Fisika karena sesuatu hal. Baca Kisahnya disini.