GAGAL berbisnis pernak-pernik lampu, Bonda akhirnya memutuskan fokus di bisnisnya yang lain, membuka toko bangunan. Untungnya orangntuanya tidak keberatan ketika ia menyekat rumah keluarga untuk usahanya tersebut.
Huniah sederhana yang berada di Wedomartani tersebut kemudian dipisahkannya menjadi dua dengan kayu triplek tipis. Membuat beberapa ruang di bagian tepi jalan menjadi toko peralatan bangunan yang begitu sederhana.
Baca Sebelumnya :
Tabung Beasiswa Bidikmisi, Mahasiswa UNY Ini Buka Toko Alat Bangunan
Toko itu kemudian diberinama Pokoh Jaya Teknik. Dimana nama Pokoh, diambil dari nama desa tempatnya tinggal. Toko itu pertama kali dikelolanya seorang diri. Bermodal molen, alat pengaduk semen bekas yang dibelinya dari uang hasil berjualan lampu.
Saat Bondan membuka toko ini pertama kalinya pada awal tahun 2015, bisnis lampu unik masih berjalan lancar."Jadi biasanya uang ini yang terus berputar. Kadang uang hasil sewa molen saya pakai buat bakulan lampu, karena sedang laris-larisnya," ungkap Bondan.
Molen tersebut kemudian disewa oleh pekerja konstruksi di sekitaran desanya. Tanpa disangka, bisnis itu menggeliat pelan tapi pasti hingga ia mampu membeli berbagai peralatan baru yang lebih besar. Mulai dari pemadat tanah, pemadatan paving, alat cor, hingga penghancur tembok.
Termasuk, mobil pick-up yang digunakan untuk mengantar Alat alat tersebut kemudian disewakan maupun dijualnya kembali dengan margin untung yang cukup baik. Semua pembelian alat tersebut dilakukan Bondan dengan memutarkan pendapatannya.