Dimana uang yang diterimanya meningkat pesat seiring gencarnya konstruksi yang ada di Kabupaten Sleman. "Permintaan melesat karena Sleman lagi banyak pembangunan," ungkapnya dengan raut muka gembira.
Kemampuannya membuka toko bangunan karena tidak sepeserpun laba digunakannya untuk berfoya-foya. Sebagian uang keuntungan yang diambilnya hanya digunakan untuk membantu kehidupan orang tua dan kedua adiknya.
Ia bersama dengan ketiga kakaknya yang sudah bekerja kemudian memikul kewajiban tersebut bersama. "Jadi fantastic four beraksi. Jadi berempat menghidupi keluarga dan dua adik. Kewajiban bagi rata dan tidak ada yang merasa terbebani," ungkapnya.
Dari kesuksesan tersebut, ia kini memiliki lima pegawai yang salah satunya sarjana. Kebanyakan dari pegawai tersebut, ialah teman-temannya satu jurusan semasa bersekolah di SMK 2 Yogyakarta. Rekrutmen tersebut dilakukannya karena selain ia membutuhkan pegawai, dirinya juga merasa sedih melihat kawannya yang terkena PHK dari perusahaan produsen traktor di daerah Jalan Magelang.
"Disitulah saya merasa ada panggilan hati. Saya ajak ikut disini," kenangnya.Ketika bisnisnya meluas dan ia butuh ruang untuk menyimpan berbagai peralatan bangunan yang dimilikinya, seorang guru TK masa kecilnya justru meminjamkan gudang secara gratis.
Kisah itu bermula ketika ia hendak menyewa rumah untuk gudang. Seberang rumahnya, ada sebuah rumah tak berpenghuni yang menurutnya cocok menjadi gudang. Datanglah Bondan kemudian untuk menghadap guru TK yang berstatus sebagai pemilik rumah. Tanpa disangka, Bondan akhirnya dibiarkan menggunakan rumah tersebut secara gratis.
Sang guru membiarkan Bondan memanfaatkan rumah tersebut selama dua tahun secara cuma-cuma. "Karena beliau tahu dan senang melihat kondisi saya. Digratiskan dua tahun. Kalau bisnis sudah oke saja baru bayar," ungkapnya.