Menurut Aji, mimpi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak. Manakala ia mampu membangun mimpi sejak kecil, maka akan muncul gairah untuk meraihnya melalui pendidikan yang lebih tinggi. "Semua berasal dari mimpi. Mereka yang tidak pernah punya mimpi, maka mereka tidak punya masa depan yang cerah. Apalagi persaingan saat ini dan kedepan semakin sangat ketat," Ujar Aji Minggu (26/3/2017).
Anak-anak kecil desa Gondang, kata Aji, tidak boleh dibiarkan berkembang tanpa mimpi. Untuk itulah Rumah Mimpi itu didirikan pada 23 Januari 2016. Di Rumah tersebut diharapkan dapat membangun mimpi tanpa beban namun full of fun (penuh suka cita). Kegiatan disana di design tidak duplikasi dengan pelajatan sekolah umum maupun madrasah.
Untuk itulah, banyak pihak ikut nimbrung. Dosen UNDIP, Dosen UIN Yogyakarta, dosen UGM, dosen UIN Semarang, penggiat LSM hingga mahasiswa dari berbagaai jurusan hadir menginspirasi anak-anak. Bahkan dokter sukarelawan pun ikut serta mengecek kesehatan mereka.
"Sebenarnya yang membangunkan mimpi anak-anak adalah pendamping, relawan dan para tamu yang memiliki jiwa ikhlas. Merekalah motivator sejati. Saya hanyalah fasilitator jarak jauh bagi anak-anak tersebut," aku Aji.
Anak-anak yang awal tahun lalu terlihat masih malu-malu dan sangat sederhana, kini kelihatan aktif dan pemberani. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sudah sangat tajam. Mereka mengalami sebuah metamorfosis menuju manusia unggul yang dibutuhkan Indonesia di masa depan.
"Mohon maaf, sementara ini saya baru bisa sedikit membangunkan mimpi mereka. Kami belum mampu membantu banyak dalam merealisasikan mimpi-mimpi besar mereka. Namun kalau sudah lahir mimpi besar, saya yakin akan muncul pula sejuta jalan untuk meraihnya," jelas Aji. (Ung)