Prof Rochmat Wahab Sering Diejek Temannya Karena Menunggak Bayar Sekolah

Photo Author
- Senin, 19 Desember 2016 | 00:20 WIB

PERJUANGAN Rochmat di SD tidak selalu berjalan mulus. Dia seringkali diejek oleh teman-temannya karena keterbatasan ekonomi yang dimilikinya. Terutama karena ia tidak bisa membayar uang sekolah tepat waktu.

Seringkali dia belum mampu membayar sekolah dan menunggak karena hanya memiliki uang pasca panen raya setahun sekali. Kehidupannya pun apa adanya dan tidak seberuntung teman-temannya yang lain. "Kalau sudah panen, saya rapel bayarnya satu tahun," ujarnya.

Cerita Sebelumnya : Prof Rochmat Wahab Sering Diejek Temannya Karena Menunggak Bayar Sekolah

Perjuangan Rochmat waktu SD yang paling sulit adalah ketika dirinya akan mengikuti ujian negara. Pada waktu itu, peserta ujian negara diwajibkan membayar Rp 450 untuk boleh mengikuti ujian. Kondisi keterbatasan ekonomi Rochmat pada waktu itu diperparah dengan kebijakan sanering Presiden Soekarno yang memotong nilai mata uang dengan menghilangkan satu angka nol.

"Waktu itu tiba-tiba saja uang seribu jadi seratus rupiah. Tapi uang yang kecil-kecil tidak dipotong (hanya Rp. 1000 menjadi Rp. 100 dan Rp. 500 menjadi Rp. 50). Saya bingung bayar pakai apa ini uang ujian," ungkapnya.

Mengetahui kondisi Rochmat yang dilanda serba keterbatasan,salah seorang guru menawarkan dirinya untuk digratiskan dalam mengikuti ujian negara. Tawaran ini diberikan oleh sang guru dengan syarat Rochmat membantu sang guru mengumpulkan pembayaran teman-temannya.

Rochmat yang idealis dan sering diejek pada waktu itu menolak tawaran tersebut karena merasa dirinya sanggup dan tidak ingin dikasihani. Akhirnya Rochmat mengadu kepada sang ayah untuk meminta bantuan.

Ayah Rochmat yang pada waktu itu juga tidak memiliki uang pada akhirnya meminta Rochmat untuk menggembalakan dua kerbau yang dimilikinya selama empat bulan. Pekerjaan itu diberikan dengan janji akan membayar biaya ujian Rochmat setelah kewajiban Rochmat selesai dan kerbau tersebut dijual.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maria Stephanie dan Pangan Lokal

Senin, 1 Juni 2020 | 14:11 WIB

Warga Jogonalan Ciptakan Motor dan Sepeda dari Kayu

Sabtu, 23 Februari 2019 | 00:15 WIB

Aika Ingin Jadi Pendongeng dan Pendiri Cagar Alam

Sabtu, 22 Desember 2018 | 13:15 WIB

Perjuangan Relawan UGM Pulihkan Senyum Warga Lombok

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 01:10 WIB

Irul, Majukan Dusun dengan Jualan 'Online'

Kamis, 11 Oktober 2018 | 19:30 WIB
X