Perjalanan ke puncak Gunung Cartenz pada tahun 1984 menurut Prof Baiquni tidak semudah sekarang. Baiquni dan temannya yang mengikuti ekspedisi harus pindah pesawat beberapa kali. Jalan terjal yang tidak bisa dilalui mobil harus dilalui sebelum kemudian mendaki tebing yang cukup tajam.
Saat pendakian, tim dibagi dengan beberapa tugas. Ada beberapa yang bertugas untuk mencapai puncak, sedangkan sebagian lainnya meneliti dan memberi pengabdian masyarakat.
Prof M Baiquni tengah rafting
Para anggota Mapagama yang memberi pengabdian masyarakat datang dari berbagai macam jurusan. Perbedaan tersebut membuat keahlian yang dimiliki masing-masing peserta ekspedisi menjadi berwarna.
Mahasiswa dari cluster Agro misalnya. Mereka mengenalkan teknologi terasering dan membuat gerabah kepada masyarakat pedalaman. Sedangkan para dokter gigi, memperkenalkan teknik pembersihan gigi dengan alat-alat sederhana yang dibawanya dari Jogja.
Namun, alih-alih mengajari masyarakat pedalaman, justru para peserta ekspedisi yang harus belajar banyak hal dari masyarakat. Para dokter gigi dikejutkan dengan kondisi gigi para masyarakat dalaman yang tetap putih dan kuat walaupun sudah tua. Padahal, mereka tidak mengenal sikat gigi maupun dokter gigi.