Azzahra Maulida, Sosok Perempuan yang Membangun Ekonomi Umat Menjadi Lebih Berdaya

Photo Author
- Minggu, 11 Mei 2025 | 10:30 WIB
Azzahra Maulida, sedang melakukan penyuluhan untuk masyarakat (Ist)
Azzahra Maulida, sedang melakukan penyuluhan untuk masyarakat (Ist)

KRJogja.com – Azzahra Maulida Tantri Goserira lahir di kota Surakarta, Jawa Tengah. Perjalanan akademiknya dimulai di Kabupaten Karanganyar, tempat ia menempuh pendidikan dasar.

Setelah itu, ia melanjutkan studi madrasah aliyah-nya di lingkungan religius Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo.

Baca Juga: Peralihan musim, cuaca ekstrem picu bencana di Yogyakarta dan Bogor

Pendidikan pesantren ini membentuk fondasi nilai dan visi dakwahnya, yang kemudian ia lanjutkan dengan studi formal di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Baik di jenjang sarjana maupun magister, Azzahra konsisten mendalami ilmu komunikasi Islam sebagai alat untuk membangun masyarakat.

Pada tahun 2022, Azzahra mulai mengemban amanah sebagai Calon Penyuluh Agama Islam. Dua tahun kemudian, pada Agustus 2024, ia resmi diangkat sebagai Penyuluh Agama Islam Ahli Pertama oleh Kementerian Agama Kabupaten Karangasem, Bali.

Baca Juga: Perlindungan Sosial Ribuan Pekerja Program MBG Dijamin BPJS Ketenagakerjaan

Di daerah dengan keragaman budaya dan agama ini, Azzahra menjalankan peran strategis dalam menyampaikan nilai-nilai keislaman yang damai dan aplikatif, tidak hanya lewat mimbar majelis taklim, tetapi juga melalui platform digital dengan menyebarkan konten dakwah dalam bentuk video edukatif dan film pendek yang mudah diakses masyarakat.

Membangun Program 1D1K, Inisiatif Ekonomi Mikro yang Menyentuh Hati

Salah satu terobosan yang menonjol dari kiprah Azzahra adalah program 1D1K Bagi Berkah. Program ini diterapkan di Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis spiritual dan sosial.

Konsepnya sederhana namun berdampak: menyisihkan Rp1.000 setiap hari, dipadukan dengan pendampingan manajerial, penguatan keagamaan, serta monitoring dan evaluasi secara berkala.

Dengan dukungan dari Pemerintah Desa, lembaga amil zakat di Bali, dan BSI Maslahat, program ini berkembang pesat. Dari hanya lima anggota awal, jumlah peserta meningkat tajam menjadi 68 orang dalam waktu kurang dari dua tahun.

Tak hanya itu, pada tahun 2024, program ini mendapat suntikan dana sebesar Rp678 juta dari BSI Maslahat yang digunakan untuk pembentukan kelompok binaan baru. Yang menarik, sekitar 8,7% masyarakat Muslim di Desa Sinduwati kini telah bergabung dalam gerakan ini.

Kolaborasi Lintas Iman: Inspirasi dari Bali untuk Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ulil Albab M.Ikom: Presenter Harus Percaya Diri

Minggu, 2 November 2025 | 19:45 WIB
X