Krjogja.com - YOGYA — Aula tempat pelatihan pengelolaan sampah yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jumat (12/9/2025) tampak semarak. Para peserta, yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, berkumpul untuk belajar tentang teknik dan inovasi pengolahan sampah.
Hadir pula Prasetyo Hadi, Perekayasa Ahli Madya BRIN, yang membawakan materi teknis tentang bagaimana sampah bisa diubah menjadi sumber daya.
Namun di sela acara perhatian audiens justru terfokus pada kisah yang dibagikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga, MY Esti Wijayati.
Baca Juga: Esti Wijayati Pastikan Danais 2026 Naik dari Rencana Awal Dipangkas di Rp500 Miliar
Dengan hangat, Esti menceritakan sosok Megawati Soekarnoputri—Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN—yang ia sebut memiliki kecintaan mendalam terhadap penelitian dan lingkungan hidup.
Esti membuka ceritanya dengan sebuah kisah sederhana. Tentang kebiasaan Megawati yang tidak pernah sembarangan membuang tisu. Kalau sudah selesai digunakan, tisu tersebut dilipat-lipat hingga bentuknya kecil.
“Kalau selesai digunakan, Ibu Mega selalu memastikan tisu itu dijemput, tidak berserakan di meja atau lantai. Bagi beliau, menjaga kebersihan adalah bagian dari cinta lingkungan,” ujar Esti, disambut anggukan peserta.
Baca Juga: Esti Wijayati Minta Guru Jadi Mentor Kreatif
Kisah lain yang tak kalah menarik adalah soal biji salak. Alih-alih membuang biji itu ke tempat sampah, Megawati memilih mengumpulkan dan menanamnya kembali.
“Kalau makan buah, bijinya jangan dibuang. Ditampung, dikeringkan, lalu ditanam lagi. Dari kebiasaan itu, kita bisa melihat kesadaran beliau bahwa setiap hal kecil bisa memberi manfaat bila dikelola dengan benar,” tambah Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Bagi Esti, kebiasaan kecil itu justru menunjukkan sikap besar. Bahwa kepedulian lingkungan tidak harus diwujudkan dengan program raksasa, melainkan bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari.
Esti kemudian mengisahkan cerita Megawati tentang jeruk santang. Menurutnya, buah itu adalah hasil dari penelitian panjang, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba.
Baca Juga: Legislator Asal DIY MY Esti Wijayati Getol Perjuangkan Pendidikan di Daerah 3T, Ini Penjelasannya
“Jeruk santang itu hasil kerja keras para peneliti. Dari kisah itu, Ibu Mega sering menegaskan pentingnya riset untuk mendukung kedaulatan pangan. Tanpa penelitian, kita tidak bisa membangun ketahanan pangan yang kuat,” jelas Esti.